Happy Reading 🤗
"Nggak semua bisa lo becandain reyv. Seharusnya lo lebih bisa milih kata-kata yang bakal diterima lawan bicara lo."
_viona Alesia _*****
Pagi hari yang cerah. Ana sambut dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya. Ana yang selalu ceria berjalan santai sembari bersenandung menuju orang tuanya yang sudah berada di halaman belakang rumah. Hari ini hari minggu. Ana yang libur sekolah dan juga libur kerja memutuskan untuk membantu orang tuanya menanam sayuran dibelakang rumahnya. Ana yang baik hati tidak pernah malu melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak dikerjakan oleh gadis SMA yang masih menuntut ilmu, seperti dirinya. Dia sangat senang membantu orang tuanya, apalagi keluarganya yang ekonominya pas-pasan membuat ana harus memendam gengsi didalam dirinya. Itu sebabnya, ana yang masih sekolah, rela bekerja paruh waktu demi mencukupi biaya dan keperluan sekolahnya.
"Pagi ma... " sapa ana yang disambut senyum manis dari helsi.
"Loh papa mana ma? " tanya ana yang celingak celinguk mencari keberadaan Riski papanya.
"Kerumah mang alif. Ada urusan. " ujar Helsi fokus pada tanaman yang akan ia tanam.
"Urusan apa? "
"Mana mama tau. Mungkin masalah kerjaan. "
Ana hanya terdiam sembari mendekati Helsi. "Ana bantu ya ma.. " ujar ana sembari duduk jongkok disebelah helsi.
"Kalau mau bantu, nih pilihan bibit kangkung nya yng masih bagus. Yang batangnya udah busuk taruh jadi satu aja di situ ya nak. " perintah Helsi sembari memberi dua ikat batang kangkung yang akan ditanam, sembari menunjuk kearah yang sudah ada batang kangkung yang sudah tidak layak ditanam lagi.
"Siap ma. " ujar ana seraya mulai memilih batang kangkung yang masih bagus dan memisahkan yang sudah tidak bisa ditanam lagi.
Ana memilih dengan sangat hati-hati. Ana takut jika nanti ada ulat yang menempel di batang yang sudah mulai membusuk.
"Ma... Ada ulatnya nggak sih. " ujar ana tanpa melihat kearah Helsi.
"Ya ada toh nak. Kalo nggak ada ulat trus daun yang bolong-bolong siapa yang makan. Kamu ini ada-ada aja. " ujar Helsi seraya berdiri dan memindahkan bibit cabe yang sudah ditanam didalam wadah bekas.
"Maksud ana di bibit kangkung ini ma. Ada ulatnya nggak. " perjelas ana sembari menatap Helsi.
"Ya mana mama tau. Dilihat toh ada nggak yang ugek-ugek nggak di situ. " ujar Helsi berhenti sejenak dari aktifitasnya seraya menatap ana.
Ana tak menjawab, ia hanya fokus pada batang kangkung di tangannya.
Setelah beberapa menit aktifitas itu ia kerjakan, akhirnya ana bisa bernapas lega karena pekerjaannya sudah selesai. Dan untungnya tidak ada hewan kecil melata di batang kangkung tersebut. Ana berjalan menuju kursi panjang dibawah pohon mangga yang tidak jauh dari Helsi melakukan aktifitasnya. Ana duduk sembari mengipasi wajahnya menggunakan kipas tangan yang terbuat dari bambu, milik Riski.
"SUDAH SELESAI BELUM MA? " teriak ana.
"SEBENTAR LAGI.. " balas Helsi dengan berteriak.
"Ana tunggu disini aja ya ma. " ujar ana masih dengan berteriak agar Helsi mendengar.
"KERUMAH AJA NGGAK PAPA NAK. DISINI PANAS. " ujar Helsi tak tega melihat ana yang terlihat kepanasan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reyvana
Teen FictionReyv kevin Andara adalah ketua G-thunder, sebuah komunitas yang menjunjung tinggi solidaritas. Reyv merupakan anak dari penguasa yang kaya raya. Selain wajah dan penampilannya yang rada bad boy, ia juga merupakan murid berprestasi disekolahnya. Sika...