17. Overthingking

0 0 0
                                    

        Kita hanyalah dua insan berbeda, yang dipertemukan entah untuk saling melengkapi, atau saling memberi arti.

                        🖤🖤🖤

Hari itu bisa dibilang hari terbaik dalam hidup Hilda. Bagaimana tidak, sepanjang hari ia melewatkan waktu bersama Roy. Dari pagi, siang saat istirahat, hingga pulang sekolah, Roy menemaninya. Bahkan Roy mengajaknya dinner dimalam harinya. Tidak main-main, cowok itu mengajak Hilda ke sebuah restoran yang terkenal elit. Tempat itu terasa memanjakan mata. Dihiasi dengan bunga pada tengah meja, serta lilin pada tiap sudutnya.

Restoran mewah itu seakan-akan disewa khusus hanya untuknya. Karena ketika Hilda menyapu pandangan ke berbagai arah, tak satupun pengunjung ia dapati di meja lainnya. Tiba-tiba sebuah lampu sorot tampak menyala pada sebuah panggung mini yang tak jauh dari meja yang ia dan Roy tempati. Di panggung itu, tampak beberapa orang yang sepertinya pemusik yang memang bertugas mengisi lagu untuk para pengunjung yang hadir.

"Selamat malam Tuan Roy Dan Nona Hilda.." tiba-tiba sang vokalis memberinya sapaan. Hilda tersentak kala namanya disebut. Hal itu semakin membuatnya yakin bahwa restoran itu memang dibooking khusus oleh Roy untuknya.

"Spesial pada malam hari ini, saya akan membawakan sebuah lagu romance untuk menemani dinner Anda. Semoga suka dan enjoy this song..." Lalu tak lama, sang vokalis mulai melantunkan sebuah lagu yang berjudul 11 Januari milik band gigi.

Roy tampak tersenyum menikmati lagu yang dibawakan sang vokalis tersebut. Sesekali ia tampak menyuapi Hilda sebuah cake yang disajikan di meja mereka.

Setelah membawakan lima judul lagu berbeda, vokalis beserta teman-temannya mengakhiri live musik mereka. Bersamaan dengan itu, Roy mengajak Hilda kembali pulang. Tak lupa ia memberi Hilda sebuah buket bunga mawar merah yang dibawakan oleh sang pelayan Restoran padanya.

"Ini buat Lo. Makasih udah mau nemenin dinner.." ucap Roy seraya menyodorkan buket bunga ditangannya.

Hilda hanya tersenyum simpul. Matanya berkaca-kaca. Ia tak menyangka Roy bisa seromantis ini. Tidak pernah ia bayangkan, akan ada seseorang membuatnya merasa begitu istimewa, dan Roy melakukan itu untuknya. Sekali lagi, Hilda merasa beruntung sekali bertemu Roy dalam hidupnya.

Sepanjang perjalanan pulang, didalam mobil Roy, Hilda hanya bungkam. Sesekali ia melirik ke arah Roy yang sedang fokus menyetir sembari bernyanyi mengikuti lirik lagu yang diputar dimobilnya.

Hilda masih sedikit salah tingkah tiap kali ingat bagaimana Roy menyuapinya, menggenggam hangat jemarinya, dan memberikan bunga untuknya. Sungguh ia sangat bahagia.

Mobil Roy berhenti tepat didepan pagar rumah Hilda. Ia tersenyum sambil membuka seat belt ceweknya tersebut. 

"Saatnya tuan putri beristirahat. Good night, baby. Jangan lupa mimpiin pangeranmu ini ya.." ujarnya.

Perkataan dan bahasa cinta berupa act of service yang Roy berikan, lagi-lagi membuat degup jantung Hilda tak tentu arah. Tak mau lama-lama dibuat kembang kempis, Hilda lantas beranjak dari mobil tersebut setelah Roy membuka pintu untuknya.

Sebelum benar-benar meninggalkan pacarnya itu, Hilda terpaku sembari dipandangnya kedua bola mata Roy yang indah. Bibirnya tersenyum sumringah. Matanya berbinar-binar. Memancarkan cahaya orang yang dimabuk asmara.

"Roy.. gua gatau harus ngomong apalagi, intinya gua benar-benar happy, dan i love you.." ucapnya kemudian.

Roy mengangguk-angguk sambil tertawa kecil mendengar perkataan Hilda.

"Yeah, i know.. i love u more.." timpalnya.

Selesai mengungkapkan perasaan masing-masing, mereka pun mengakhiri pertemuan malam itu dengan hati yang berbunga. Di kamarnya, Hilda masih tersenyum senang sembari memandangi bunga dari Roy yang ia simpan di meja nakasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HI - in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang