Chapter 14: The only thing you care

7K 268 41
                                    


"Sialan Hill!!!" Suara Phi Johan yang memanggil Phi Hill terdengar keras dari tempat parkir. Baguslah kalau tidak ada orang lain selain kita yang mencegahnya menjadi pusat perhatian lagi karena nyatanya, dia lebih tampan daripada yang kulihat di foto. Apa style rambut yang disisir sembarangan, dan baju yang lepas dari celana itu karena terburu-buru atau memang seperti itu gayanya?

Tapi, terlihat tampan dengan cara yang sangat berbeda dari Hill.

Phi Johan dan dua orang lainnya buru-buru berjalan ke arah sini. Aku pikir itu mungkin Phi Tonfa. dengan Phi Athit yang pernah kita bicarakan

"Sialan Joe, kau sudah gila! Kita hampir menerobos lampu merah beberapa kali," kata seorang pria disampingnya.

"Tapi aku tidak menerobos."

"Dan, di mana orang yang kau katakan itu?"

"Aku harus bertanya pada Hill. Saat orang-orang itu meneleponku, aku tidak percaya. Apa dia baru saja naik ke panggung dan mengumumkan bahwa dia milikmu? Itu sudut pandang yang menurutku tidak akan kau miliki." Kata Phi Johan dengan nada bersemangat, menyebabkan Phi Hill mengeluarkan sedikit amarahnya. "Siapa ini? Tolong perkenalkan teman-temanmu."

Uh... aku tidak tahu harus berbuat apa.

Selagi aku menunggu untuk melihat apa Phi Hill akan memperkenalkan ku atau tidak, Phi Hill tiba-tiba melirik ke arahku, seperti mengatakan bahwa 'ini orangnya'.

Haha, apa kau melakukan hal seperti ini lagi? Apa Phi Hill punya rasa malu?

"Benarkah!?" Phi Johan mengeluarkan suara panjang dengan ekspresi terkejut di wajahnya. Phi Tonfa dan Phi Athit juga sama terkejutnya.

Hei, apa itu ide yang bagus untuk memberitahu temanmu? Dan bagaimana jika teman aku tidak bisa menerimanya seperti Ton...

"Dia sangat imut."

Ha...!?

"Awalnya aku berpikir dan membayangkan orang yang kau goda itu seperti apa. Apa kau bisa berbicara dengannya atau tidak. Jika kau tidak terlihat baik-baik saja, maka kami harus membantumu. Tapi lihatlah, kau berhasil dan Nong ini sangat layak untukmu." Phi Johan menepuk bahu Phi Hill dengan lembut.

Ini adalah kali lain aku menerima pujian dari seorang pria...

Jadi, dia hanya bisa tersenyum malu-malu dan melepaskan tangannya yang tidak tahu harus meletakkannya di mana, mengangkatnya dan menggaruk pipinya.

"Tapi, Nong... apa kalian sedang PDKT? Kenapa kau disini bersamanya?"

"Oh... aku di sini menunggu teman," jawabku.

"Wow, jadi Hill begitu perhatian sampai menemanimu. Hei, sialan, kenapa kau juga tidak datang dan menungguku?!"

"Sat!!"

"Jadi, maukah kau memperkenalkannya? Aku belum mengenalmu. Namaku Johan. Oh, apa ini Nong yang aku temui direstoran hari itu?"

Hill mengangguk sebagai jawaban.

"Aku pikir itu orang yang berbeda. Padahal aku sangat ingin menggodanya untuk diriku sendiri." Kata-kata menggoda itu dimulai lagi. Hah... Itu padahal baru saja terjadi.

"Namaku Tonfa. Senang bertemu denganmu." Phi Tonfa tersenyum sopan. Orang ini mungkin datang dengan cara yang mirip dengan Phi Hill. Dia terlihat sangat baik dan lembut, tapi bagaimana aku harus memandangnya? Kalau harus ditebak, dia cocok untuk belajar kedokteran. Beda dengan Hill yang, eh... Ini akan terlihat lebih ganas dan brutal.

"Nama ku Athit." Phi Athit sedikit lebih tinggi dari Phi Hill. Tubuhnya terlihat berotot, seperti seorang atlet. Inilah yang mereka sebut sangat tampan.

[END] EAST: TAG! YOU'RE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang