Chapter 20: The Interview

5.7K 269 24
                                    


"Apa kau akan memberitahu... orang lain?" tanyaku ketika Phi Hill membolak-balik saluran TV mencari acara untuk ditonton. Dia menoleh dan memandangku dengan ekspresi khawatir.

"Kau khawatir?"

"Eh.. um," jawabku, mengangguk sedikit. Aku sedikit khawatir karena sepertinya semua orang penasaran siapa diriku. Sebagian dari diriku takut, jika semua orang tahu, apa yang akan terjadi?

"Sedikit," jawabku.

"Kau tidak perlu khawatir, Ter. Percayalah padaku," kata Phi Hill dengan nada tegas, sambil meraih dan mengusap kepalaku dengan lembut.

"Aku tidak akan memberitahu siapapun. Kecuali ada yang menggoda mu."

Astaga! Hanya dia yang boleh menggoda aku!? Orang macam apa yang bisa membuat orang lain merasa begitu malu?

"Dulu kau tidak menyebalkan seperti ini," gumamku pelan pada diriku sendiri. Phi Hill sepertinya mendengarnya, tapi hanya tertawa kecil.

Aku melihat ke luar jendela dan melihat langit semakin gelap lagi, menunjukkan bahwa mungkin akan hujan malam ini. Aku ingat North. Aku harus segera kembali.

"Kau sudah mau pergi?" Ketika aku bilang aku harus kembali ke asrama, Phi Hill bertanya dengan ekspresi sedikit tidak senang. Hiks! Jangan buat wajah seperti itu!

"Ya, sepertinya akan segera hujan."

"Kau tidak mau menginap?" Phi Hill bertanya dengan nada serius.

"T-Tidak, aku tidak bisa. Aku khawatir tentang North." Aku bilang aku benar-benar khawatir karena dia menelepon dan bilang dia tidak mau sendirian.

"Baiklah, tapi ayo kita makan dulu," Phi Hill mematikan televisi. Kata-katanya tadi jelas-jelas adalah perintah, karena dia berdiri dan mengulurkan tangannya padaku.

Aku setuju untuk mengambil tangannya, meskipun sebenarnya aku hanya akan bangun sendiri, aku tidak butuh bantuan, kan? Tapi, Phi Hill selalu memperhatikan hal-hal kecil yang membuatku merasa nyaman.

Dia tidak melepaskan tanganku meskipun kami sudah turun menggunakan lift ke lantai dasar dan melewati banyak orang. Beberapa orang berbalik menatap kami dengan sangat keras, hampir membuat mereka berputar.

Aku merasa sedikit malu, tapi aku tidak ingin melepaskan tangannya seperti yang pernah ku coba lakukan sebelumnya.

Kami duduk dan makan di sebuah restoran di bawah kondominium. Restoran itu sepertinya dibangun khusus untuk penghuni di sana.

"Aku akan pesan satu untuk dibawa pulang juga," Phi Hill memberi tahu pelayan setelah kami memesan makanan. Aku mengangkat alis, bertanya-tanya kenapa dia memesan.

"Aku akan mengirimnya untuk North. Bilang padanya itu dariku," Phi Hill tersenyum manis. Betapa baiknya, huhu. Orang macam apa dia ini? Kenapa dia begitu baik?

"Terima kasih atas nama North juga." Aku mengangguk dan memberinya senyum canggung. Aku tidak tahu cara tersenyum dengan benar. Karena makanan itu gratis, North pasti akan menghargainya, terutama karena dia bilang dia merasa tidak enak badan belakangan ini.

Sekarang aku perhatikan, penampilan lelahnya sudah hilang dan dia kembali menjadi Hill yang dulu. Apa dia tidur sebentar atau sesuatu?

Tidak lama kemudian, makanan kami tiba, termasuk satu kotak untuk teman sekamarku yang selalu merepotkan.

"Jam berapa kelas pertamamu besok?"

"Hmm..." Aku terdiam sejenak, berpikir dan mencoba mengingat jadwal kelasku. "Sepertinya jam 9:30."

[END] EAST: TAG! YOU'RE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang