Chapter 15: Our Past (Part 2/2)

2K 112 6
                                    


Saat kami duduk di restoran, Dao dan Phoon terus berbicara tentang berbagai hal, sementara aku merenung dalam diam. Rasanya seperti ada sesuatu yang harus aku cari tahu lebih lanjut.

"Eh, Ter, kau tidak makan?" tanya Phoon, menyadarkanku dari lamunanku.

"Oh, maaf. tentu saja aku lapar," kataku sambil mulai makan.

Kami melanjutkan makan dengan suasana yang lebih ceria, dan aku berusaha untuk menikmati waktu bersama teman-teman. Tapi, dalam pikiranku, aku masih terus berpikir tentang apa yang terjadi dan apa yang mungkin akan terjadi ke depan.

"Phi Hill benar-benar tampan. aku tidak menyangka dia akan menembakmu."

"Tunggu, kenapa kita kembali ke awal. Bukankah aku sudah bilang ingin punya waktu untuk menceritakannya?"

"Ayolah, kenapa dia bisa menembakmu?"

"Apa kalian sudah saling kenal sebelumnya?"

"Ayolah, ceritakan semua," kata Dao.

Aku melirik sekitar, Phi Meili yang duduk disebelahku, tapi dia malah sibuk memainkan ponselnya. Para dokter juga tidak memperhatikan kami. Jadi, aku memutuskan untuk bercerita semuanya kepada dua orang ini, yang isinya tidak berbeda dengan apa yang aku ceritakan kepada North dan Phi Meili.

"Oh, jadi begitu ceritanya. Lalu, bagaimana dengan adikmu?" Tanya Dao.

"Chris bilang dia sudah bisa menerima dan semuanya sudah jelas."

"Lalu, apa adikmu sudah punya pacar?"

"Kalaupun adikku punya pacar, jelas itu bukan kau," kataku.

"Kejam! Apa kau cemburu?"

"Tentu saja, cemburu. Dia adikku satu-satunya, mana bisa aku tidak cemburu? Sebenarnya, aku juga khawatir tentang kemungkinan Chris punya pacar. Chris semakin manis, jadi banyak yang menyukainya. Tapi yang jelas, aku akan menjaganya agar jauh-jauh darimu. Kau tidak bisa dipercaya!"

"Ai sat!!"

"Jadi, besok di page akan ada wawancara, dan semua pasti tahu, kan?"

"Itu..." aku berhenti sejenak. "Aku sebenarnya tidak ingin semua orang tahu," kataku.

Sebenarnya, aku juga takut. Meski cuma diketahui beberapa orang, masih ada yang komentar. Aku tidak bisa membayangkan jika semua orang tahu, akan seperti apa.

Aku mengatakan tidak akan peduli, tapi kadang tidak tahu apakah aku bisa kuat menghadapinya. Aku mulai tidak terlalu yakin.

"Kau khawatir?" Phi Meili bertanya. "Katakan saja pada Phi Hill jika kau tidak ingin ada wawancara besok."

"Bisa, kah? Padahal mereka bilang bakal nyumbang banyak uang."

"Bisa saja. Kalau Phi Hill mengatakan tidak, siapa yang bisa melarang?" Phi Meili berkata, "Kalau kau bilang jangan, Phi Hill pasti akan mempertimbangkan."

Setelah mendengar Phi Meilie mengatakan itu, aku tanpa sadar tersenyum.

Rasanya senang, ada yang peduli kepadaku.

"Phi Hill juga pasti mengkhawatirkanmu. Sebelumnya dia masih bertanya padaku, apakah dia sudah benar untuk memperjelas hubungan kalian agar semua orang tahu."

"..."

"Lalu, aku jawab iya, karena kalau tidak jelas, rasanya bakal lebih menyakitkan seribu kali lipat."

"Waktu menanyakan itu, tatapannya sangat cemas... Padahal Phi Hill dikenal sebagai orang yang sangat percaya diri."

Aku kehabisan kata-kata karena ucapan Phi Meili. Saat itu juga, Phi Hill mengatakan bahwa dia sudah bertanya pada Phi Meili setelah aku dikritik oleh Phi Ton. Karena dari kejadian itu, bukan hanya aku yang merasa terluka.

[END] EAST: TAG! YOU'RE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang