Chapter 16: Everywhere you want to go

6.2K 238 19
                                    

From Winter:

Maaf ya, sepertinya di chapter-chapter awal ada kesalah penggunaan nama teman-teman Easter. Nanti aku revisi ya.

Thanks & Jangan lupa komen yang banyak. Happy reading :)

* * * * * *

"Kepada khun Thanmind, silakan temui dokter Tonfa di ruang pemeriksaan psikiatri 4," goda Phi Johan.

"Hei, jangan mengejek orang."

"Siapa yang mengejek? Aku pikir gejalanya serius."

"Ya, dia sudah gila," kata Phi Arthit dengan wajah datar.

"Orang depresi bukanlah orang gila," jawab Phi Tonfa. "Mungkin itu karena stres yang menumpuk. Bukan hal yang aneh jika seseorang yang berprofesi sebagai dokter jatuh sakit. Jurusan kita sangat penuh dengan stres dan persaingan ketat. Ketika segala sesuatunya berada dalam tekanan dan stres, banyak hal yang dapat menyebabkan penyakit kejiwaan. Semakin kita mendatanginya, itu akan lebih menyakitinya."

Aku berbalik dan mendengarkan dengan seksama penjelasan Phi Tonfa yang seperti seorang dokter yang sedang menjelaskan diagnosanya kepada kerabat pasien.

"Dia tidak bisa mengendalikan diri. Itu adalah penyakit."

"Dan apa pasien ayahmu mempunyai penyakit seperti itu?" tanya Phi Johan pada Phi Tonfa.

"Ya, banyak pasien ayah ku yang merupakan mahasiswa kedokteran di universitas kita. Bukan hanya para mahasiswa, tapi orang tua, bahkan mahasiswa dari beberapa jurusan juga mengalami tekanan tinggi. Terkadang, jurusannya tidak terlalu kompetitif, namun faktornya tekanannya berasal dari pasien atau keluarga. Pikiran ini dianggap tertekan. Aku tidak yakin apa Mind meminum obat apa pun atau tidak. Seseorang yang mengalami depresi dan melewatkan pengobatan hanya beberapa hari, akan menjadi lebih buruk sampai sulit dikendalikan."

"Oh...kau memang pantas menjadi psikiater," kata Phi Johan. "Jadi, dalam kapasitas ku sebagai dokter, Aku tidak akan mengatakan apa pun yang menyakiti pasien."

"Phi Mind...apa dia depresi?" tanyaku sambil menyela. percakapan para senior.

"Aku hanya mencoba menebak. Pasien ayah ku banyak yang seperti ini. Oh... ayah ku adalah seorang psikiater yang menjalankan klinik swasta. Tapi kebanyakan orang menolak memeriksakan diri ke dokter. Sebenarnya hal tersebut bukanlah sesuatu yang memalukan. Kau tidak gila, kau hanya sakit. Jika kau sakit, maka kau perlu menemui dokter spesialis. Jika kau tidak nyaman secara fisik, lakukan terapi fisik. Jika kau tidak nyaman secara mental, lakukan saja psikoterapi."

"Ah... seperti itu." Aku mengangguk mengerti sambil memikirkannya. Orang selalu mempunyai masalah yang tidak dapat dilihat orang lain.

"Kau benar, seorang dokter seharusnya seperti itu. Dan lihatlah Hill, sungguh bajingan." Kemudian semua orang tertawa kecil mendengar kata-kata Phi Johan. "Yah... aku baru saja mendengar ceritanya."

"Apa itu karena Kakek Hill?" Tanya Phi Tonfah sambil dia berbalik bertanya kepada kedua temannya. Baik Phi Johan maupun Phi Arthit saling memasang wajah marah.

"Sial, aku tiba-tiba merinding... Jangan membicarakan tentang kakek Hill, oke?" Phi Arthit mengangkat tangannya dan mengusap lengannya.

"Kau juga kena? Hahaha," tanya Phi Johan.

"Oh, Kakek Hill mungkin sedang sakit. Ayo kita minta dia menemui ayah Ai'Fah bersama."

"Kenapa?" ​​Aku tidak sengaja bertanya, menyela lagi. Dari perkataan para senior, itu berarti mereka mengetahui sesuatu tentang Kakek Phi Hill, bukan? Setelah aku bertanya, ketiga senior itu saling memandang dengan ragu-ragu.

[END] EAST: TAG! YOU'RE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang