Chapter 24: Under the light

1.8K 112 7
                                    


Di luar jendela mobil, aku melihat daerah ramai yang dipenuhi cahaya terang membentang di ruang yang luas. Kegelapan yang semakin mendekat membuat cahaya itu tampak semakin mencolok.

"Apa itu pasar?" tanyaku pada orang yang sedang menyetir.

"Ya, itu pasar malam," jawab Phi Hill, tetap fokus pada jalan yang sibuk di depannya, yang sangat ramai karena dekat dengan area pasar. "Mau mampir?"

"Ah, ya, ayo," jawabku tanpa ragu.

Itu mengingatkanku pada semangat North yang selalu ingin membawaku jalan-jalan, membanggakan makanan enak dan banyaknya barang yang bisa dibeli. Pasti ada hal-hal unik yang belum pernah kulihat sebelumnya, yang menjelaskan kerumunan orang yang sibuk berlalu-lalang.

Sebuah mobil mewah memasuki tempat parkir, menghentikan rencanaku untuk makan ramen. Phi Hill melepaskan jas labnya, meletakkannya di kursi belakang, lalu mengulurkan tangannya untuk membantuku keluar.

"Apa harus pegangan tangan?" tanyaku, nada khawatir muncul di suaraku. Memegang tangan Phi di tempat seramai ini membuatku merasa canggung tanpa diduga.

"Kau bisa tersesat," jawab Phi Hill, dengan lembut menuntunku menyeberangi jalan menuju pasar. "Apa kau khawatir ada yang melihat kita?" tanyanya pelan, berbalik untuk melihat reaksiku.

"Tidak...," jawabku gagap. Aku sebenarnya tidak terlalu memikirkan hal itu.

Lagipula, orang-orang di universitas pasti akan tahu, seperti yang pernah North katakan, Phi Hill sangat terbuka soal itu. Sekarang, tinggal aku yang harus sama tegas dan berani. Selain itu, sudah banyak orang yang mengetahuinya.

Saat langit semakin gelap, cahaya dari lentera di sekitarnya semakin terang, menciptakan suasana yang indah dan menawan. Sayang sekali aku tidak membawa kamera hari ini. Ketika aku menoleh untuk melihat pemilik tangan yang kugenggam, entah karena cahaya lembut yang memantul padaku, pemandangan yang kulihat sekarang membuatku tak bisa mengalihkan pandangan darinya.

Kami berdua berjalan-jalan sambil melihat-lihat barang, membeli makanan dan kebutuhan, tapi semuanya dibayar oleh Hill. Ya ampun, aku masih merasa tidak enak soal itu.

"Biarkan aku ikut membayar," kataku saat orang di sampingku mengeluarkan uang untuk membayar camilan yang mereka pilih.

"Oke," kata Phi Hill sebelum mengambil barang itu dan mengangkatnya.

"Maaf."

"Kalau kau begitu khawatir... boleh aku minta sesuatu sebagai gantinya?"

"Apa itu?" tanyaku, berharap jawabannya bukan sesuatu yang sulit.

"Aku akan bilang nanti. Apa kau mau beli sesuatu lagi?"

"Hmm..." Aku terdiam, memikirkan sejenak sambil melihat sekeliling. Meskipun pasar ini besar, kami sudah berjalan cukup lama dan sudah membeli banyak barang. "Tidak, kurasa itu saja sudah cukup."

"Kalau begitu, ayo cari tempat untuk duduk dan istirahat," saran Phi Hill, menuntunku ke arah baru. Tak lama kemudian, kami menemukan area luas yang didesain untuk bersantai.

Meja-meja tertata rapi, dilengkapi dengan panggung kecil tempat sebuah band membawakan lagu-lagu dari Thailand Utara. Meski liriknya asing bagiku, melodi-melodinya indah, menimbulkan perasaan romantis yang sejalan dengan suasana sekitar.

Area tersebut dihiasi tidak hanya dengan lampu dekoratif, tapi juga lampu jalan yang tersebar di sekitar meja-meja serta lilin-lilin kecil yang berkelap-kelip di atasnya. Kurangnya lampu justru menambah pesona suasana kota utara ini.

Secara kebetulan, sebuah meja kosong menarik perhatian kami di pinggiran. Kami duduk di sana, dan tanpa menunggu lama, aku langsung menikmati makanan di depanku. Akhirnya! Laparku sudah menunggu momen ini.

[END] EAST: TAG! YOU'RE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang