Semenjak hari itu Injun memutuskan untuk mulai menjaga jarak dengan Jaemin, ia tak lagi bergegas cepat menuju kelas Jaemin saat baru datang, ia tak juga berlari mengejar langkah Jaemin ketika ingin tau hendak kemana Jaemin pergi. Saat berpapasan dengan Jaemin pun Injun hanya bertingkah layaknya tak saling kenal.
Dengan semua hal yang Injun lakukan itu, ia berharap Jaemin tak pagi merasa terganggu.
Tapi ketika ia benar-benar mendapati Jaemin yang terlihat baik-baik saja dengan perubahan yang Injun berikan, jelas itu membuat Injun mencelos. Karena hal itu membuktikan bagaimana Jaemin yang tak merasa kehilangan, membuktikan bahwa Jaemin tak pernah sekalipun menganggap kehadirannya.
Berbeda dengan Jaemin yang terlihat biasa saja, Renjun justru merasakan perubahan yang terjadi pada kembarannya itu.
"Injun, kau tak melihat barusan ada Jaemin?" Renjun bertanya heran ketika saudaranya tak terlihat menghampiri Jaemin.
"Aku tau." Jawab Injun singkat.
Mengingat bagaimana suasana hatinya memburuk beberapa hari ini, semua sikap dingin itu ia keluarkan untuk siapa saja. Membuat orang-orang cukup segan padanya, bahkan hanya dari melihat rautnya saja.
"Ia juga tak terlihat ingin menyapaku." Lanjutnya.
Dan hal itu semakin membuat Renjun mengerutkan dahinya, apa hubungan mereka memburuk tanpa dirinya ketahui?
"Kalian bertengkar?" Renjun setengah meringis saat menanyakannya, karena kecil kemungkinan kedua orang itu bertengkar mengingat Jaemin yang terlalu malas berbicara banyak.
"Tidak, hanya saja Jaemin terlihat tak begitu menyukai aku akhir-akhir ini." Injun tak bisa sepenuhnya bungkam dari Renjun, tapi ia juga tak mengatakan tentang fakta bahwa sudah cukup lama dirinya merasa Jaemin tak begitu menyukainya.
Renjun mengernyit. "Aku sangat tak mengerti kalau ia tak menyukaimu, kau sudah banyak mengikuti kesukaannya, kau juga selalu berusaha menyesuaikan dengan kepribadiannya. Jadi ia begitu bodoh kalau tak balas menyukaimu."
Setelah mengatakan itu, Renjun terdiam beberapa saat dengan pandangan menerawang. Sebelum kembali menatap saudaranya dengan senyumnya.
"Bukankah sebentar lagi kau dan papa akan ke rumah keluarga kakek Na? Kau bilang kalian selalu bisa berbicara lebih dari biasanya jika di rumah kakek Na. Kalian mungkin bisa membicarakannya nanti."
Injun hanya mengangguk tanpa benar-benar merasa itu adalah jalan keluar, karena ia tak tau apa nanti Jaemin akan memiliki keinginan untuk memulai pembicaraan atau tidak. Karena dilihat dari abainya Jaemin saat ini padanya, Injun rasa Jaemin tak memiliki pikiran bahwa hubungan mereka perlu dibicarakan.
Hari ini seharusnya Injun ke hutan kayu merah untuk prakter sihir Whispering, tapi ia justru tak kesana dan memilih pergi sendiri ke pinggiran danau Avalon yang tak dipakai para murid kelas Avalon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elderspire ✔
FanfictionNORENMIN JENO - RENJUN - JAEMIN [noren-jaemren] ⚠️ bxb mature