Hutan kayu merah yang tersembunyi itu memang biasa dipakai murid-murid Xyrenys belajar sihir Whispering—sihir bisikan. Prakter sihir mereka memang menggunakan pepohonan, daun dan angin.
Dengan menguasai sihir ini menguntungkan orang-orang yang ingin menyimpan banyak rahasia, atau untuk menjalin kerja sama dengan oranglain tanpa mudah diketahui orang. Karena mereka seolah bisa menitip bisikan pada angin.
Sihir Whispering juga bisa digunakan untuk semacam manipulasi yang tak akan mudah disadari orang, karena si pemegang sihir bisa meminta dedaunan untuk membujuk siapapun orang yang mereka ingin ambil keuntungannya.
Tentu sihir ini tak mudah disadari karena setiap orang tak akan menyadari bahwa satu daun yang terbang disekitarnya ternyata tengah menebar sihir yang dikirim orang lain.
Prakter kelas sihir Whispering biasa dilakukan tiga kali dalam seminggu, sama seperti penyampaian materi juga yang diberikan selama tiga hari.
Di awal minggu mereka akan mendapat materi, dan di akhir minggu mereka akan mempraktekkan apa yang mereka dapat selama tiga hari sebelumnya.
Untuk penyampaian materi diberikan di gedung utama yang diterangi cahaya halus, dan di sekitar mereka juga terbiasa berkeliaran makhluk mistis yang mempesona.
"Lee Jeno." Pengajar perempuan itu memanggil nama setiap murid bergantian, tentu semua murid pasti memiliki kesempatan untuk memperlihatkan kelihaian mereka.
Sosok dengan tubuh tinggi tegap itu maju, wajah tampannya selalu tampak segar dipandang apalagi surai hitam legamnya yang mempesona.
Jeno maju, dan ia menjulurkan tangannya ke arah dedaunan di atas tanah hutan, kemudian perlahan dedaunan itu terbang ke arahnya dan ketika Jeno membaca mantranya dedaunan itu ganti terbang pada pengajar.
Ia sudah tersenyum puas ketika akhirnya ia menguasai itu, tapi senyumnya tak bertahan lama karena tak lama kemudian dedaunan itu jatuh begitu saja tanpa sempat terbang di dekat telinga pengajar.
Saat sihir tersebut ingin bekerja untuk memanipulasi, daun itu harus terbang di sekitar telinga si target agar bujukan yang berupa bisik itu langsung mempengaruhi di target.
"Kau belum menguasainya, Jeno." Ujar pengajar perempuan itu, lalu mengisyaratkan pada Jeno agar menyisi sementara ia mulai memanggil nama lainnya.
"Huang Injun." Nama itu dipanggil.
Sosok bersurai kecoklatan itu maju, ia bukan sosok dingin dan pelit senyum justru ia terkadang tampak begitu polos dan ramah. Namun juga kadang terasa seperti sosok yang tak tersentuh. Orang-orang akan berasumsi bahwa suasana hatinya sedang tak baik jika auranya mulai seperti sosok yang tak bisa didekati seenaknya.
Tangannya menunjuk dan meminta dedaunan menghampirinya, kemudian mengarahkannya pada pengajar. Dua helai daun nyaris mendekati telinga pengajar, ketika tiba-tiba daun-daun itu jatuh begitu saja.
"Injun, kau juga belum menguasainya."
Sementara itu di sebuah perpustakaan yang menjulang tinggi di atas pegunungan, tempat murid Xyrenys yang belajar sihir spesialis kata dan bercerita—sihir Inkwell. Mereka belajar untuk lebih paham cara menyihir seseorang hanya dari sebuah kata atau cerita.
Tak ada kata—mantra khusus, karena mereka diajarkan menyihir orang tanpa mantra khusus yang pastinya akan mudah disadari orang yang peka atas apa yang diucapkan bibir kita.
Kelas inkwell mengajarkan setiap muridnya menyihir orang dengan kata yang biasa oranglain dengar, hingga ketika kita bercerita atau berbincang sihir itu bisa digunakan tanpa terlihat mencurigakan.
"Jaemin, kau terlalu memaksakan diri. Itu tak akan bekerja ketika kau tak menyatu dengan kata itu sendiri." Tegur pengajar perempuan itu pada sosok bernama Jaemin.
Na Jaemin memiliki surai indah berwarna putih yang terlihat pas dengan kesan dingin di wajahnya, beberapa orang yang memuji rupa tampannya kadang dibuat mendesah kecewa ketika tau sikap dingin Jaemin terbilang menyulitkan.
Keberadaan murid inkwell di perpustakaan, sama halnya dengan murid whispering. Mereka memiliki tiga hari mendengarkan materi dan menulis di gedung utama, sementara tiga hari sisanya digunakan untuk mempraktekkan sihir yang telah dipelajari ke perpustakaan.
Setelah hutan kayu merah serta perpustakaan mewah, yang dimiliki Xyrenys.
Ada juga tanah mistis Avalon, tempat dimana murid-murid akan memiliki keahlian sihir pesona dan menguasai mantra menawan.
Jemari lentiknya bergerak lihai di atas sebuah botol kaca berbentuk tabung, dan tak lama kemudian botol kaca itu berubah bentuk menjadi vas bunga kaca dengan lengkungan sempurna dan indah.
"Untuk mengubah hal menjadi lebih indah kau memang sudah menguasainya, Renjun. Tapi kau belum hafal sifat magis yang kau keluarkan itu." Tentu setiap sihir perubahan memiliki sifat magis tertentu, ada sifat yang memang baik untuk berada di sekitar mereka.
Tapi terkadang tanpa disadari, murid-murid juga justru memunculkan sifat magis yang cenderung tak baik. Mereka tentu tak bisa menentukan untuk memunculkan sifat magis yang seperti apa.
Dan itulah juga kenapa mereka perlu mempelajarinya. Mengetahui banyak penjelasan dalam tiga hari, dan melihat sendiri dalam prakteknya di tiga hari yang tersisa.
"Huang Renjun, kau bisa membiarkan temanmu yang lain maju." Pengajar itu meminta dengan lembut pada sosok bersurai putih yang memiliki senyuman indah.
__________
Pendek dulu karena part perkenalan aja ya ^^
Urutan nama dan tampilan foto visualisasinya di part 'attention' tuh aku gak simpen sembarangan ya, itu beneran sesuai sama alur ceritanya,,,hihi
Kalo aku buatin fantasy map nya mau gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Elderspire ✔
FanfictionNORENMIN JENO - RENJUN - JAEMIN [noren-jaemren] ⚠️ bxb mature