14. Clutter

955 155 48
                                    

Renjun selalu menyukai hal-hal yang indah.

Selama menjalin hubungan dengan Jeno, Renjun selalu suka menyelami mata Jeno karena selalu merasa mata Jeno begitu indah.

Tapi ternyata setiap ia menatap mata Jeno, ia tak hanya bisa menikmati tampilan indah itu saja. Karena ia juga menemukan hal yang membuat ia kecewa.

Lewat mata Jeno, Renjun tak pernah melihat ada ketulusan disana.

Tapi siapa yang tak akan jatuh pada sosok menyenangkan seperti Jeno yang hangat, perhatian dan terlihat sempurna? Tak ada. Bahkan Renjun yang sudah menyadari tak adanya ketulusan di mata Jeno, tetap memilih melanjutkan hubungan itu.

Melanjutkan hubungan yang terasa menyenangkan sekaligus menyakitkan dalam satu waktu. Setiap Jeno melakukan hal yang membuatnya bahagia, Renjun kesakitan disaat yang bersamaan.

Seperti saat Renjun mendapat kalimat manis dari Jeno, ia tak bisa sepenuhnya bahagia karena tau itu mungkin saja hanya kebohongan semata. Atau saat Jeno menciumnya dengan lembut, Renjun tak bisa sepenuhnya menikmatinya karena mungkin saja Jeno tak begitu menginginkan ciuman itu.

Juga saat Jeno begitu berusaha membuatnya banyak tersenyum, Renjun tak bisa tersentuh karena mungkin Jeno terpaksa melakukan semua itu.

Di setiap kebersamaannya dengan Jeno itu, Renjun selalu tertawa miris dalam hati karena nyatanya hubungan mereka bagai kebohongan indah untuk Renjun.

Renjun tak tau alasan Jeno menyatakan cinta padanya jika sebenarnya itu bukan keinginan tulusnya, Renjun tak mengerti kenapa Jeno repot-repot melakukan semua itu jika sebenarnya ia tak mencintai Renjun.

Karena ingin tau juga akan sejauh apa Jeno membohongi dirinya, maka Renjun hanya membiarkan peran kekasih itu berjalan. Renjun hanya membiarkan dirinya seolah tak sadar dengan kebohongan cinta Jeno, Renjun hanya membiarkan dirinya terus jatuh cinta pada Jeno meski tau bahwa semua sikap hangat itu tak sungguh berasal dari hati Jeno.

Dan sebenarnya Renjun juga mengharapkan setidaknya jika hubungan mereka telah terjalin lama, nantinya Renjun akan menemukan ketulusan di mata Jeno.

Namun ternyata hal itu tak pernah Renjun dapati. Awalnya ia tak melihat ketulusan di kata Jeno, dan semakin kemari ia justru semakin sulit menerka setiap arti tatapan Jeno.

Karena Renjun yang sudah taunya Jeno tak pernah tulus padanya, maka Renjun selalu menganggap bahwa Jeno tak pernah benar-benar peduli padanya.

Apalagi Renjun juga kadang sadar dengan sikap berlebihan Jeno yang seolah tak mau membuat Renjun tersinggung sedikit pun, Jeno benar-benar begitu hati-hati dengan hubungan mereka. Entah apa alasannya, tapi Renjun merasa Jeno tengah mengincar sesuatu darinya.

Ada waktu dimana cinta yang Renjun miliki untuk Jeno kadang memaksanya untuk menutup mata dan menganggap bahwa pikiran buruk yang ia miliki hanya ilusi semata.

Ada kalanya Renjun ingin berpura-pura tak pernah sadar dengan tidak adanya ketulusan dari diri Jeno, tapi ternyata semakin kemari Renjun justru dituntun untuk semakin sadar.

Seperti hari ini.

Kejadian hilangnya Injun membuat ia khawatir dan kalut, emosinya semakin berantakan ketika Jeno kukuh tak membiarkannya pergi dengan cepat, padahal ia ingin secepatnya membawa Injun kembali.

Didorong emosinya yang tak terkontrol, Renjun pun akhirnya mengatakan apa yang selama ini hanya ia tahan sendirian itu.

Bahwa ia tak pernah bisa menaruh percaya sepenuhnya pada Jeno, meski ia mencintai Jeno sekalipun. Dengan dirinya yang sadar bahwa Jeno tak mencintainya, Renjun tak pernah bisa mempercayakan banyak hal pada sosok itu.

Elderspire ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang