"Tapi aku ingin mencarinya sendirian." Renjun menatap sengit pada Jeno yang menahannya.
"Renjun, tak ada yang tau apa yang bisa penyihir Mavi lakukan padamu." Jeno bisa melihat bagaimana bertekadnya Renjun untuk mencari Injun meski sendirian sekalipun.
"Aku harus membawa Injun padaku." Ujar Renjun tak sabaran.
Jeno mengangguk, mencoba menenangkan lebih dulu—meski percuma.
"Kita nanti bawa sama-sama, sebentar Renjun, kita tak bisa tergesa-gesa." Jeno pikir mereka tak bisa pergi saja menemui penyihir yang bahkan tak ada yang tau aslinya ia seperti apa, Jeno tak mungkin membiarkan ia dan Renjun nantinya dalam bahaya yang tak mereka kenal. Mereka perlu perencanaan.
"Ck." Renjun berdecak kesal, ia tak bisa membiarkan saudara kembarnya tak dalam pandangan matanya lebih lama lagi. Renjun benar-benar mengkhawatirkannya.
"Renjun!" Jeno berteriak begitu melihat Renjun berlari keluar dari kediamannya begitu saja.
Kini Jeno yang balas berdecak, ia segera meraih dedaunan untuk ia pengaruhi dengan sihir whispering dan membiarkannya terbang mengikuti Renjun sebelum menyihirnya agar tak terlalu jauh pergi sebelum Jeno menyusulnya.
Karena Jeno tak bisa menyusul langkah Renjun secepat itu mengingat Tuan Huang diantara rasa tak nyamannya setelah menghirup banyak energi Mavi, kini ikut panik melihat ketergesaan Renjun. Ia tak mau membuat Renjun ikut dalam bahaya setelah Injun pun jelas-jelas sudah dalam ancaman bahaya.
"Tolong pastikan Renjun baik-baik saja." Pinta tuan Huang pada Jeno.
Dan barulah setelah orangtua Renjun mengizinkannya pergi Jeno pun bisa menyusul langkah Renjun—yang ternyata sudah cukup jauh.
Karena sihir whispering Jeno yang belum sempurna, tentu itu tak bisa sempurna juga dalam mempengaruhi Renjun, membuat Jeno hanya bisa mempengaruhi Renjun sedikit.
Sebelumnya Jeno kira Renjun hendak kemana, tapi ternyata anak itu pergi ke kediaman Jaemin untuk memberinya pukulan tiba-tiba.
Wajahnya penuh dengan kemarahan, sementara Jaemin yang terkejut dengan serangan tiba-tiba itu hanya mampu menatap Renjun bingung.
"Renjun, ada apa?"
Sebenarnya Jeno tak tau pasti alasan Renjun memukul Jaemin barusan itu karena apa, tapi mengingat Jaemin adalah sosok yang ada sangkut pautnya dengan Injun, Jeno pun memutuskan mengatakan tentang hilangnya Injun pada Jaemin.
"Injun tak ada."
Jaemin menatap Renjun dan Jeno dengan terkejut. "Bagaimana bisa?"
Renjun terlihat memiliki keinginan untuk menyerang Jaemin lagi, namun Jeno meraih tangannya dan menggenggamnya.
Jika Renjun terus dibiarkan menyerang Jaemin, permasalahan ini justru akan semakin kemana-mana.
"Ada penyihir Mavi." Jawab Jeno.
Jaemin melirik Renjun yang masih enggan berbicara. "Ada sesuatu yang memicu kemarahannya?"
Jeno mengedikkan bahunya, karena benar-benar tak tau apa yang membuat Mavi sampai membawa Injun juga.
"Renjun, kau tau sesuatu?" Jaemin mencoba bertanya pada Renjun, tapi anak itu justru melengos pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elderspire ✔
FanfictionNORENMIN JENO - RENJUN - JAEMIN [noren-jaemren] ⚠️ bxb mature