17. CHANCE?

476 47 6
                                    

Sebulan setelah kejadian yang mengguncang rumah tangga Lisa dan Jennie, suasana di sekitar mereka masih jauh dari normal.

Ketegangan antara pasangan itu terus membayangi setiap interaksi mereka. Lisa, yang merasa tertekan dan bersalah, berusaha memperbaiki keadaan tetapi belum menemukan jalan keluar yang memuaskan.

Jennie, di sisi lain, merasa terluka dan cenderung menjauh, membuat situasi semakin sulit untuk diperbaiki.

Namun, di tengah semua kekacauan ini, dukungan dari teman-teman dekat Lisa, seperti Jisoo, Seulgi, dan Wendy, tetap menjadi cahaya di kegelapan.

Walaupun mereka merasa kecewa dengan tindakan Lisa, mereka tetap berada di sisinya, memberikan dukungan emosional dan praktis.

setelah pertemuan bisnis yang melelahkan, Lisa duduk di ruang tamunya yang sepi. Pikirannya kembali ke kejadian-kejadian yang telah terjadi dan dampaknya pada hidupnya.

Lisa merasa hampa, dengan penyesalan yang mendalam dan harapan yang semakin menipis.

Pintu depan tiba-tiba diketuk. Lisa mengangkat kepala, sedikit terkejut melihat Jisoo, Seulgi, dan Wendy berdiri di depan pintu. Mereka telah datang tanpa memberi tahu sebelumnya.

"Hi, Lisa," sapa Jisoo dengan lembut. "Kami hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja."

Lisa membuka pintu lebih lebar dan mengundang mereka masuk.

Mereka semua duduk di ruang tamu yang terasa dingin dan sunyi. Seulgi dan Wendy duduk di sofa, sementara Jisoo memilih kursi yang lebih dekat dengan Lisa.

"Kami tahu keadaan ini sangat sulit untukmu," ujar Wendy dengan empati.

"Kami mungkin kecewa, tapi kami juga temanmu. Kami ingin kamu tahu bahwa kami di sini untukmu, apapun yang terjadi." Tambah seulgi.

Lisa mengangguk, matanya yang lelah menatap mereka.

"Terima kasih. Aku merasa sangat bersalah tentang semuanya. Aku tahu aku telah membuat banyak kesalahan, dan aku hanya ingin memperbaikinya."

Jisoo, yang biasanya tidak banyak berbicara tentang perasaan, berkata dengan suara lembut,

"Kami semua membuat kesalahan, Lisa. Yang penting adalah bagaimana kita memperbaikinya dan bagaimana kita belajar dari pengalaman itu. Kami mungkin tidak tahu semua detail, tapi kami tahu kamu sedang berusaha."

Seulgi menambahkan, "Mungkin kamu perlu lebih banyak waktu untuk refleksi dan untuk memperbaiki hubunganmu dengan Jennie. Tapi jangan lupa, kamu juga perlu merawat dirimu sendiri."

Lisa menarik napas dalam-dalam, tampak sedikit lebih lega mendengar kata-kata dukungan dari teman-temannya.

"Aku sudah mencoba berbicara dengan Jennie, tapi dia belum siap untuk memaafkan atau berbicara banyak. Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana."

Wendy memberikan senyuman penuh pengertian.

"Terkadang, waktu adalah obat terbaik. Jangan putus asa. Teruslah berusaha, dan jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika kamu merasa perlu."

Saat mereka berbicara, suasana di ruangan itu mulai terasa lebih hangat. Lisa merasa ada sedikit harapan di tengah kesulitan yang dia hadapi. Meskipun perasaannya campur aduk, dukungan teman-teman dekatnya memberikan kekuatan dan dorongan untuk terus berjuang.

Tak lama kemudian, mereka semua beranjak untuk meninggalkan rumah Lisa, tetapi sebelum pergi, Jisoo berkata, "Kami akan selalu ada untukmu, Lisa. Jika kamu butuh apa-apa, jangan ragu untuk menghubungi kami."

Lisa tersenyum lemah. "Terima kasih. Aku benar-benar menghargai dukungan kalian."

Ketika teman-temannya pergi, Lisa merasa sedikit lebih tenang.

END OF THE ROAD | JENLISA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang