Jennie, bersama dengan beberapa pembantunya, sibuk membersihkan rumah. Setelah beberapa hari ketegangan dan keputusasaan, suasana rumah mulai pulih sedikit dengan bantuan dari pembantu-pembantu rumah tangga yang membantu mengembalikan rumah ke keadaan semula.
Lampu-lampu dinyalakan, dan ruangan-ruangan yang tadinya gelap kini dipenuhi cahaya.
Jennie bergerak cepat, membersihkan pecahan kaca dan merapikan barang-barang yang berserakan di lantai. Dengan teliti, dia mengatur kembali furnitur dan mendekorasi ulang area-area yang teracak-acak.
Sambil melakukan semua ini, dia memikirkan anak-anak mereka dan bagaimana mereka akan merespons situasi ini.
Selesai membersihkan ruang tamu, Jennie duduk di meja makan dan menghubungi anak-anaknya satu per satu. Suara ponselnya berdenting dengan panggilan yang masuk.
Saat telepon diangkat, Jennie berbicara dengan lembut namun penuh pengertian. "Halo, sayang. Mommy tahu ini mungkin sulit, tapi aku ingin kamu dan kakak-kakakmu datang ke rumah. Kita perlu berbicara dan menyelesaikan masalah ini sebagai keluarga."
"Mommy , ada apa? Apakah semuanya baik-baik saja?"
"Mommy hanya ingin kita semua berkumpul dan berbicara," jawab Jennie. "Ayo, datanglah. Ini penting bagi kita semua."
Jake mengangguk, walaupun cemas. "Baik, Mommy . Kami akan segera ke sana."
Jennie kemudian menghubungi Ahyeon dan Rora, memberi tahu mereka hal yang sama. Ahyeon merasa bingung dan sedih, tetapi mengerti bahwa mereka harus berbicara sebagai keluarga.
Ketika anak-anak mulai berkumpul di rumah, mereka melihat suasana yang lebih rapi dan teratur daripada yang mereka bayangkan.
Lisa, yang saat ini sedang beristirahat di kamar, merasa sedikit lebih tenang setelah melihat Jennie berusaha keras untuk memperbaiki keadaan.
Setelah semua berkumpul di ruang tamu, Jennie mengajak mereka duduk. Suasana di ruangan terasa tegang, tetapi Jennie berusaha menciptakan suasana yang hangat dan terbuka.
"Terima kasih kalian sudah datang," kata Jennie dengan suara lembut. "Kita semua tahu bahwa situasi ini sulit, dan Mommy ingin kita semua berbicara secara terbuka."
Jake duduk di dekat Jennie, sementara Rora dan Ahyeon duduk di sofa.
Jennie melanjutkan, "Mommy ingin kita semua berdiskusi dan memahami apa yang terjadi. Kita harus menemukan cara untuk memperbaiki keadaan dan mendukung satu sama lain."
Lisa muncul dari kamarnya, tampak lelah namun penuh penyesalan. Dia duduk di sebelah Jennie, mencoba untuk menunjukkan niat baiknya.
"daddy sangat menyesal atas apa yang terjadi. daddy tahu aku telah membuat kesalahan besar, dan daddy ingin memperbaikinya."
Ahyeon memandang Lisa dengan tatapan yang penuh rasa sakit. "Kenapa, Daddy? Kenapa semua ini terjadi?"
Lisa menundukkan kepalanya, merasa bersalah.
"daddy tidak punya alasan yang cukup baik untuk apa yang aku lakukan. daddy hanya merasa kehilangan arah dan tidak tahu bagaimana memperbaiki semuanya."
Jennie menggenggam tangan Lisa, mengajaknya berbicara. "Kita semua merasa sakit dan bingung. Tapi yang penting sekarang adalah bagaimana kita melanjutkan dari sini. Kita harus berbicara dan berusaha memperbaiki hubungan kita."
Jake mengangguk, menatap kedua orang tuanya dengan penuh harapan. "Kami ingin semuanya kembali normal. Kami masih mencintaimu, Daddy."
Rora dan Ahyeon mengangguk setuju, sementara Jennie mencoba menenangkan suasana. "Mari kita gunakan momen ini untuk saling mendukung dan belajar dari kesalahan kita. Kita harus terus berusaha menjadi keluarga yang kuat."
KAMU SEDANG MEMBACA
END OF THE ROAD | JENLISA ✔️
Fanfiction"aku tidak membencimu lisa, aku hanya kecewa, kamu berubah menjadi semua yang kamu katakan tidak akan pernah kamu lakukan." - Jennie