🌵I Raised My Sister Carefully (1)

1.1K 44 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen!

***

Edelies Florest, putri bungsu di keluarga Florest. Cantik dan ceria, siapa yang tak suka dengannya? Ia merupakan gadis muda yang paling banyak ditaksir oleh para pemuda bangsawan. Walau statusnya kini yatim piatu, itu tak membuat lamaran yang datang padanya berkurang. Namun, hingga kini, Edelies tidak kunjung memutuskan dengan siapa ia hendak menikah. Ia menatap kakaknya yang sedang sibuk mengerjakan pekerjaannya.

Adeline Florest, putri sulung keluarga Florest yang kini menjadi kepala keluarga. Ia juga memiliki paras yang cantik, namun karena jarang tersenyum, orang-orang berpikir bahwa ia suram dan sulit didekati. Menjadi kepala keluarga di usianya yang baru menginjak 18 tahun, membuat Adeline tak punya pilihan lain selain menjadi kuat. Ia harus menjaga kediaman ini, nama baik Florest dan adiknya satu-satunya. Edelies adalah satu-satunya keluarga kandungnya. Kedua orang tuanya wafat akibat kecelakaan. Saat itu, usia Edelies baru 12 tahun. Dan sekarang, 5 tahun berlalu sejak kejadian itu. Perlahan, keluarga Florest mulai bangkit dan menjadi kokoh kembali di bawah kepemimpinannya.

Inilah alasan Edelies tak kunjung menerima lamaran dari siapapun meski usianya hampir 18 tahun. Ia memikirkan sang kakak yang merawatnya hingga sebesar ini. Ia tahu, kakaknya juga lelah. Sekarang, usianya sudah 23 tahun dan belum ada lamaran yang ditujukan padanya.

Meski Adel tak mengatakan apapun, Edelies memahami sang kakak sebaik mungkin. Hingga membuatnya enggan untuk meninggalkan gadis itu.

"Edel, istirahatlah. Aku tidak ingin kondisimu memburuk."

Sebenarnya, ada satu lagi alasan mengapa Edelies tak kunjung menerima salah satu lamaran. Itu karena dalam kurun waktu 6 bulan ini, ia jatuh sakit dan kondisinya tidak kunjung membaik. Parasnya yang cantik membuat wajah pucatnya tetap terlihat cantik. Para gentlemen mengatakan mereka tidak masalah dengan keadaan Edel. Dan itu membuat Adeline merasa takjub. Para pria itu seperti tersihir dengan pesona Edelies.

Salah satu pria yang tergila-gila dengan Edelies sejak 2 tahun yang lalu adalah...

"Aku tidak ingin Marquess Ophelin membuat keributan di sini karena kau pingsan lagi."

Marquess Ophelin. Pemuda yang kini berusia 23 tahun itu dinobatkan menjadi pemimpin keluarga sejak setahun yang lalu, setelah ayahnya meninggal akibat sakit keras. Ia sudah mengirimkan lamaran pada Edelies sejak 2 tahun lalu. Tapi Adel menolaknya karena usia Edelies masih terlalu muda. Bukannya menyerah, pemuda itu kembali melamar Edel setahun yang lalu. Dan rutin mengunjungi kediaman Viscount Florest untuk bertemu dengan Edel.

"Maafkan aku, gara-gara aku Kakak mendapatkan masalah."

Adel mengusap pangkal hidungnya, "ini bukan karenamu. Dia memang bukan lelaki yang baik. Aku tidak ingin kau mendapatkan suami seperti itu."

Edel mengangguk. "Kakak, apa Kakak tidak ingin menikah?"

Adel mendongak menatap adiknya yang berdiri di depan mejanya. Ia tidak tahu. Menikah dengan siapa memangnya? Di usianya yang hampir 24 tahun ini, ia sudah dicap sebagai perawan tua. Apalagi, semua lamaran pernikahan tertuju pada Edel. Jika akhirnya ia tak menikah, tak apa baginya. Yang penting Edel bahagia dengan pasangannya.

"Aku tidak menikah tidak akan menjadi masalah. Kau harus berbahagia dan mendapatkan suami yang terbaik."

Edel merasa terharu dengan ucapan kakaknya. Ia merasa sedih karena penyakitnya kini juga semakin membebani kakaknya.

"Aku akan sembuh, dan kita akan jalan-jalan bersama. Kakak mau kan?"

Adel mengangguk, ia tersenyum ke arah Edel. Ia juga berharap Edel segera sembuh dan menjalani debutnya seperti yang seharusnya. Dulu, Adel baru bisa debut di kalangan sosial saat usianya sudah 19 tahun. Pasalnya, sejak kematian kedua orang tuanya, ia seperti dilempar kesana kemari dan tak sempat memikirkan apapun tentang dirinya.

Not Your Typical Romance Fantasy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang