Orang itu membuka tudungnya. Ia menatap Carmina lekat seolah dengan mencari-cari sesuatu. Carmina segera menatapnya dengan tajam, "Dasar tidak sopan! Mengapa kau menatap seorang lady secara terang-terangan begitu?" kesal Carmina.
"Ah, sepertinya saya sudah berlaku kurang ajar. Saya hanya merasa terkejut mengapa seseorang bisa memiliki jiwa yang berbeda dengan raganya seperti ini." Pria itu tersenyum. Wajahnya terlihat asing di mata Carmina. Tapi orang ini tahu bahwa dia bukanlah Carmina yang asli.
"Apa maksudmu?" Carmina menahan lengan pria itu. Sepertinya ia hendak pergi setelah mengatakan sesuatu yang menarik. Ini tidak bisa dibiarkan.
"Jika Lady penasaran, Anda bisa melihatnya di ruang bawah tanah kediaman Anda. Pintu sebelah kiri di bagian gudang penyimpanan pusaka keluarga. Kalau begitu, sampai jumpa." Carmina tidak bisa mencegah kepergian orang itu karena ia tiba-tiba saja menggunakan teleportasi. Ck, apalagi ini.
Berbekal perkataan pria tadi, Carmina pulang dengan perasaan was-was. Ia bahkan tak memperhatikan kata-kata Alan hingga pria itu merasa sedikit curiga.
***
Tepat tengah malam, Carmina mengeratkan kain yang menutupi bagian pundaknya. Dengan membawa sebuah lentera, ia mencari-cari pintu ruang bawah tanah yang pria misterius itu maksud.
Jika tidak salah, itu adalah gudang penyimpanan barang pusaka milik keluarga Sharten. Jadi tempatnya hanya di sini. Sebuah gudang yang kelihatannya masih sangat diperhatikan. Gudangnya tidak luas. Ada dua pintu di dalamnya. Di sebelah kanan, dan di sebelah kiri. Carmina langsung membuka pintu yang sebelah kiri. Saat pintu itu terbuka, benar-benar ada tangga ke bawah tanah. Cukup dalam hingga semuanya gelap gulita. Berbekal sebuah lentera, Carmina menyusuri anak tangga hingga ke bagian paling dasar.
Tanpa membutuhkan banyak waktu, Carmina tiba di dasar, di depan sebuah pintu yang lain. Ia membuka pintu itu secara perlahan. Lalu mengintip semua yang ada di dalam ruangan itu. Karena ruangannya temaram, tak banyak yang bisa ia pastikan di dalam sana.
Yang jelas, hanya ada sebuah altar batu di tengahnya. Lilin-lilin dan benda-benda aneh seperti tempat untuk pemujaan setan. Tapi kira-kira, tempat apa ini sebenarnya?
Karena masih terlalu penasaran, Carmina masuk ke dalam ruangan itu. Ia melihat benda-benda lain yang lebih aneh lagi di dalam sana, termasuk kerangka kepala kambing, hingga tengkorak yang menyerupai kepala manusia. Jijik sekaligus ngeri. Carmina juga melihat sebuah buku. Ada banyak tulisan yang tidak dia mengerti. Namun ia tidak bodoh, kemungkinan ini adalah buku mantra untuk memanggil iblis.
Carmina segera keluar dari sana sebelum ada orang yang menyadari bahwa ia masuk ke ruangan aneh itu. Tapi ketika ia hendak keluar, ia menemukan sebuah anting di bawah anak tangga. Tanpa basa-basi, Carmina memungutnya dan membawanya naik ke atas.
"Fyuuhh..."
Meski sudah berhasil kembali ke kamarnya, Carmina masih merasa deg-degan. Jantungnya seolah tak ingin membiarkanny merasa tenang. Ini benar-benar gila jika Keluarga Viscount Sharten melakukan ritual dan sihir terlarang untuk memanggil iblis.
Ia harus mencari bukti bahwa mereka melakukan ritual itu. Mungkin ini ada hubungannya dengan keuangan mereka.
"Aku sudah menduga kalau mereka hanyalah orang miskin yang sombong. Mereka mencekik rakyat dengan pajak yang tinggi, dan itu masih belum cukup?" Carmina menggelengkan kepalanya heran.
Ini tidak akan mudah. Tapi jika ia berhasil menemukan bukti bahwa mereka bangkrut, ia juga bisa mendorong penyelidikan terhadap ruang bawah tanah Viscount.
Lalu, "Mungkinkah aku yang masuk ke raga Carmina juga berhubungan dengan ini semua?"
Carmina memejamkan matanya dan mengusap peluh di dahunya. Kemudian ia menyadari di tangannya ada sebuah anting yang baru saja ia temukan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Your Typical Romance Fantasy Story
Cerita PendekIt's just a oneshot/short story. Don't forget to vote and comment. *** Dipelopori oleh ide yang seret dan kemalasan mengetik. 🪴🪴🪴