🌳 Have Some Mercy, Commander! (5) | [END]

135 16 0
                                    

Halo readersku tersayang, jangan lupa vote sebelum baca, dan tulis komentarnya ya!

***

"Orang yang mengajarimu, dia pasti hebat."

"Dia seorang ksatria tampan yang hebat."

Thea mengenang memori saat ia pertama kali berlatih pedang dengan sebatang ranting kecil. Seorang ksatria memergokinya dan akhirnya Thea malah memintanya untuk mengajarinya dengan iming-iming uang dan promosi jabatan.

Setiap dua hari sekali ia berlatih, lalu latihan menjadi lebih intens ketika usianya sudah remaja.

"Oh ya, apakah aku mengenalnya?" tanya Algeron. Nada bicaranya terdengar aneh di telinga Thea.

"Em, dia adalah ksatria yang menjaga paviliun tempat aku tinggal saat kecil. Kau tidak akan mengenalnya."

"Kau membicarakannya seolah hanya kau yang boleh mengenalnya."

Thea tertawa mendengar itu. Ia menyarungkan pedangnya dan menghampiri Algeron, "kau cemburu ya?" Wajah Algeron langsung merah padam.

"Ngomong-ngomong, aku berencana untuk istirahat sebentar dan pergi liburan. Erman pasti akan senang." Thea memeluk Algeron, menempelkan sebelah sisi wajahnya ke dada bidang pria itu dan mendengar detak jantungnya.

"Itu ide yang bagus." Algeron memeluk pinggang ramping milik istrinya.

Sekarang usia anak mereka sudah berjalan 3 tahun. Dan selama itu, mereka jarang sekali keluar dari wilayah kekuasaan. Erman Runio Rosmus, bocah tampan dengan kedua pipi bulat yang kemerahan itu pasti jenuh kan. Thea sengaja menyelesaikan semua pekerjaannya dan mengatur liburan singkat yang membuat mereka meninggalkan kastil.

"Kau mau ikut?" tanya Thea, mendongak menatap rahang Algeron.

"Apa maksudmu? Apa kau tidak mengajakku?"

Thea melepaskan pelukannya, "kau kan selalu sibuk. Aku tidak berani mengikutsertakan orang yang sangat sibuk. Nanti rencanaku gagal."

"Tentu saja aku ikut. Aku tidak akan membiarkan kalian bersenang-senang sendiri." ujar Algeron.

"Kami bersenang-senang berdua, tuh. Tidak sendiri." Thea melipat kedua tangannya di depan dada. Terakhir kali, ia berencana keluar untuk melihat matahari terbenam di pantai Suri, dan semuanya gagal karena Algeron tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Saat itu usia Erman baru 1 setengah tahun.

"Baiklah, aku akan mengosongkan jadwal selama seminggu, apa kau puas?"

"Kenapa aku harus puas? Jika kau ingin ikut, kau harus berusaha."

Setelah itu, Thea meninggalkan Algeron yang masih berdiri di tempatnya. Thea masuk ke dalam kastil, hendak menemui Erman namun lupa dirinya baru saja selesai sparring dengan Algeron. Tubuhnya masih kotor karena berkeringat.

"Nyonya, Anda tidak mandi terlebih dahulu?" Rosie, pengasuh Erman, menyentil ingatan Thea.

"Aku lupa. Apa Erman sudah bangun? Siang ini ada jadwal bermain denganku."

"Tuan Muda sudah bangun, Nyonya. Tapi beliau mungkin ketiduran lagi karena tadi saya yakin ia menunggu Anda. Katanya, ia sangat ingin pandai menggunakan pedang seperti Ibu."

Alethea tersenyum, ia menghampiri putranya, "kau ingin jadi seperti ibu? Bukan ayah?" Thea terkekeh sendiri. Algeron pasti akan cemburu bukan main jika mendengar ini dari bibir mungil Erman.

"Karena Nyonya sangat keren dan cantik, Tuan Muda sangat kagum."

Thea ingin sekali membangunkan putranya, tapi ia harus membersihkan diri dulu.

Not Your Typical Romance Fantasy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang