🌴 Save Me. [OG Villainese] (5) | END

243 19 2
                                    

***

"Sepertinya Ayahku tidak terlalu senang dengan hubungan kita."

"Menurutmu begitu?"

Lilian mengangguk. Ia jadi kepikiran dengan hal itu. Ia juga jadi sedih.

"Apa kau sangat ingin bersamaku?"  Lilian menoleh ke arah Rozart, lalu mengangguk lagi. "Kalau begitu aku tinggal membawamu kabur saja."

"Jangan bicara sembarangan."

Keduanya kini sedang berada di pusat kota. Rangkaian festival musim gugur masih berlangsung. Sejak kemarin, suasana di jalan-jalan ramai dengan orang-orang yang menikmati festival. Banyak labu dan sirup maple dijajakan di pinggir jalan. Lalu malam ini, sebagai puncak festival yang diadakan selama 3 hari, akan ada pesta kembang api. Orang-orang makan camilan dan minum bir dengan perasaan gembira, lalu menonton kembang api yang cantik. Bahkan khusus di malam puncak festival, tidak diberlakukan jam malam seperti biasa.

"Aku ingin ayah memberikan izinnya." ucap Lilian.

"Aku yakin dia akan memberikannya." balas Rozart.

"Bagaimana kau tahu?" Rozart malah mengendikkan bahunya. Tapi yang sekarang menjadi masalah adalah, keingin Lilian. Ia mendapat informasi bahwa seseorang yang sangat menyebalkan mengirimkan surat lamaran juga. Rasanya ia ingin memukul wajahnya.

Rozart dan Lilian menikmati alunan musik dari sebuah orkestra jalanan. Mereka memakan kue labu dan minum bir dengan perlahan. Terkadang, keduanya hanya diam tanpa berbicara, lalu salah satunya sibuk memandangi orang di seberangnya. Kadang, mereka akan membicarakan sesuatu yang rumit, lalu beralih topik tentang sesuatu yang ringan.

"Aku sudah menyerahkan berkas dan buku besar milik Viscount. Awalnya mereka bertanya mengapa aku memilikinya, tapi kemudian aku bisa menjelaskannya sehingga mereka tak lagi berpikiran buruk." kata Lilian. Ia menghela napas sekali. Lalu menyangga dagunya dengan sebelah tangannya, ia menatap Rozart dengan tatapan datar, "dia akan segera dihukum. Asetnya akan disita dan ia diberikan hukuman pancung karena telah melakukan banyak kejahatan hingga percobaan ilmu sihir hitam." Lilian lalu tersenyum.

"Aku mungkin terdengar sedikit jahat, tapi aku cukup bersyukur kau mengalami masalah ini." Rozart membuat Lilian mengernyit.

"Kau tidak tahu 6 tahun penuh penderitaan yang aku alami, Lilian." Rozart kemudian membelai wajah Lilian. Ibu jarinya yang tadi menyentuh kue, kini ada di atas bibir Lilian. Betapa ia merasa senang setelah Lilian menyadari keberadaannya, lalu mencarinya, bergantung padanya, dan mempercayainya.

"Itu terdengar sedikit mengerikan." kata Lilian.

"Maafkan aku. Aku tidak bisa menahannya." ucap Rozart. Ia terkekeh melihat Lilian cemberut. Mau bagaimana lagi, ia adalah orang yang jujur, dan kadang kejujuran itu terdengar menyakitkan.

Usai pesta kembang api selesai, Rozart membawa Lilian pulang. Namun siapa sangka ada seseorang yang tidak Rozart harapkan, tengah berdiri di depan kediaman Duke Winterwood.

Dialah Alan Gerano Alardo, Pangeran Pertama kerajaan Alardo. Wajahnya terlihat tidak tenang melihat Lilian pulang bersama dengan Rozart. Di sisi lain, Rozart yang awalnya merasa kesal, kini berubah tenang. Ia yang lebih dulu menggenggam tangan Lilian, dan ia yang lebih dulu mendapatkan kesempatan dari Lilian. Jadi apapun yang Alan lakukan, itu bisa saja hanya kesia-siaan.

"Yang Mulia, Anda memiliki urusan dengan Ayah saya?" tanya Lilian.

"Benar, Lady. Apakah Anda baru saja kembali dari acara festival?"

"Ya. Anda akan kembali? Semoga perjalanan Anda selamat sampai tujuan." Lilian segera masuk setelah pelayan pribadinya keluar untuk menjemputnya. Di depan mansion Duke, kedua pria itu masih bersitegang.

Not Your Typical Romance Fantasy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang