***
Vanesa boleh merasa lega karena jalan cerita aslinya sudah berubah. Vanesa tak lagi menjadi ibu tiri yang kejam dan jahat, Alexandro tidak akan mati lebih awal, lalu Logan tidak akan menjadi tiran yang membunuhnya di kemudian hari, dan hasil akhirnya ia akan selamat di kehidupan kedua ini.
Tapi, ia pikir sekarang bukan hanya jalan ceritanya yang berubah, tapi nasibnya juga akan sangat berubah bukan hanya lepas dari kematian. Bagaimana bisa Alexandro menyadari bahwa ia bukan Vanesa yang asli?
Benar, ia memang telah berubah. Ini akan terlihat aneh seperti kata Alexandro barusan. Tidak mungkin seseorang bisa berubah dalam semalam.
"A-anda bicara apa sih?" Vanesa berusaha menghindari tatapan Alexandro. Itu semakin membuat Alexandro merasa bahwa apa yang ia pikirkan selama ini benar.
"Kau terlihat tidak memiliki selera yang sama dengan Vanesa. Ia akan memilih pakaian tidur berwarna merah gelap ataupun mencolok dan akan menghindari warna-warna seperti ini." Alexandro memainkan tali pita yang ada di dada Vanesa. Pria itu bisa melihat dengan jelas bahwa Vanesa sedang panik.
"Jadi, siapa kau sebenarnya?"
Vanesa menggeleng.
"Jika kau pikir aku akan marah, maka jawabannya adalah tidak."
"Kenapa Anda tidak marah?"
"Kenapa aku harus marah?"
Vanesa terdiam. Ah, sepertinya ia sudah masuk ke perangkap pria ini.
"Apa kau sekarang mengakui bahwa kau bukan Vanesa sehingga aku harus marah?"
Alexandro menarik dagu Vanesa, membuat wanita itu kini menjadi menatap ke arah dirinya. "Vanesa dan aku menikah secara kontrak, tentu saja aku tidak punya perasaan padanya. Aku hanya ingin dia menjadi Duchess dan ibu yang baik. Lalu sebagai gantinya aku akan menarik ayahnya dari kebangkrutan. Tapi nyatanya dia terlalu tamak, anakku hampir menjadi korbannya. Jadi aku tidak masalah kalau sekarang, dia tidak ada lagi."
"Anda tidak merasa terkejut? Atau bertanya-tanya?"
"Aku bertanya-tanya, tapi aku tidak peduli sekarang."
Vanesa meneguk ludahnya sekali lagi. Kini dia tahu bahwa Alexandro bukanlah lelaki yang murah hati terhadap orang yang mengusiknya. Di cerita aslinya, Alexandro mati karena persekongkolan Vanesa. Wanita itu begitu serakah. Memang benar. Jadi ia harus menerima akhir yang mengerikan sebagai balasannya.
Tapi, dimanakah Vanesa yang asli?
Apa dia sudah mati?
"Aku sudah mempertimbangkannya, Vanesa. Aku tidak akan memintamu untuk menandatangani kontrak baru jika aku tidak yakin."
Mata Vanesa melebar. Jadi, itu alasan lain mengapa Alexandro membuat perjanjian baru?
"Anda menjebak saya sekarang?"
"Tidak. Aku hanya memanfaatkan apa yang ada. Karena aku yakin, siapapun kau, Logan pasti akan baik-baik saja bersamamu."
Esok harinya, Vanesa mengerang berkali-kali. Ia tidak bisa memejamkan mata semalam karena Alexandro dan sekarang ia pusing sekali.
Pria itu mengetahui seperti apa Vanesa padahal ia dan Vanesa tak dekat. Alexandro benar-benar peka. Sekarang, pria itu pasti sedang mengawasinya kan.
"Nyonya, wajah Anda pucat." Rhea menghampiri Vanesa dengan secangkir teh hangat.
"Rhea, bisakah kau membuatkanku susu hangat?"
"Tentu saja. Anda tunggu sebentar."
Vanesa ingin memejamkan matanya. Tapi perkataan Alexandro terus terngiang-ngiang, membuatnya frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Your Typical Romance Fantasy Story
Cerita PendekIt's just a oneshot/short story. Don't forget to vote and comment. *** Dipelopori oleh ide yang seret dan kemalasan mengetik. 🪴🪴🪴