_
■■■
Matahari memancarkan cahaya keemasan di atas hamparan ladang yang luas, dalam posisi duduk di atas rerumputan hijau, Isabel tengah mencoba menenangkan dirinya.
Keindahan alam di sekitarnya itu tidak sepenuhnya berhasil menghilangkan rasa bersalah dan kegelisahannya.
Namun, setidaknya Isabel merasa waktu berhenti sejenak, menjauh dari hiruk-piruk yang sesak.
Isabel menundukkan kepalanya sambil memeluk dirinya sendiri saat angin berhembus dengan kencang.
Semua pakaian semalam sudah ia kembalikan pada tempatnya, itu adalah pakaian khusus yang harus digunakan bagi wanita saat menjalankan misi.
Kini Isabel memakai dress berwarna putih yang semalam ia gunakan, sedangkan mantel berwarna coklat yang digunakan untuk menutupi dress tanpa lengan itu ia gunakan sebagai alas tempat duduknya.
Isabel perlahan memejamkan matanya, sampai kapan ia akan berada di ladang luas yang entah milik siapa ini, sampai kapan ia akan terus dihantui oleh rasa bersalah dan kegelisahan?
Apa benar Dante sudah tiada? Apa benar Isabel akan selamat begitu saja walaupun jika berhasil membunuhnya?
Isabel akhirnya terisak, setelah lama mencoba menahan air matanya, ia mendongak sambil menggeleng keras dan menyeka air matanya, ia tidak boleh terus seperti ini, ia harus bisa mengendalikan dirinya dan segera kembali ke rumah.
Mereka pasti mengkhawatirkannya.
Isabel perlahan bangkit dari tempat duduknya, lalu pergi dari sana dengan langkah yang terasa begitu berat, dan ia melupakan mantel yang sebelumnya ia gunakan sebagai alas, tetapi ia tidak lupa membawa uangnya dari hasil bayaran atas misinya tadi malam.
Namun, ketika berdiri tak jauh dari depan rumahnya, betapa terkejutnya Isabel melihat semua kaca jendela di rumahnya pecah, bahkan pintu pun hancur.
Isabel segera berlari dengan jantung yang berdebar kencang, apa yang terjadi?! Dan bagaimana keadaan Camilla, Asti, dan anak-anak?!!
Isabel masuk ke dalam rumahnya dengan napas memburu, ia menemukan mereka semua di ruangan utama dalam diselumuti ketakutan, menunggu kedatangannya untuk mengatakan hal yang sangat penting.
Mereka lantas memanggilnya dan berjalan menghampirinya.
"Apa yang terjadi?!" Isabel bertanya sambil memperhatikan mereka semua, dan bahkan dahi Camilla terluka.
"Isabel, kau harus segera pergi dari sini! Anak buah Dante dini hari tadi mencarimu kemari! Dan memberitahu kalau kau telah membunuh Dante, apa itu benar??"
Isabel menelan ludahnya. "Jawab aku Isabel!" Camilla mencengkram kedua lengannya dan terisak. "Kenapa kau melakukannya, kau akan terus berada dalam bahaya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅 𝐄 𝐀 𝐑 𝐋 𝐄 𝐒 𝐒
Teen FictionDante yang awalnya hanya berniat menghancurkan kehidupan Isabel, seiring berjalannya waktu malah membuatnya terobsesi untuk memilikinya. Apa yang harus Dante lakukan agar Isabel yang membencinya menjadi miliknya? Note: CERITA INI DARI PIKIRAN AKU SE...