𝟏𝟔. 𝐅𝐢𝐧𝐚𝐧𝐜𝐞

708 31 0
                                    

_

■■■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■■■

Di malam hari Isabel berjalan mondar-mandir di depan telepon rumahnya, menunggu telepon yang masuk dari komisaris Paulo.

Kemana dia? Seharian tidak ada informasi apa pun tentang pengembangan kasus.

Isabel menggigit bawah bibirnya, ia yakin komisaris Paulo pasti menepati janjinya, apa dia sangat sibuk hal lain, sehingga tidak ada waktu untuk menghubunginya? Luca pun tidak menghubunginya.

Hingga akhirnya suara telepon rumah Isabel berdering, ia segera mengangkat panggilan yang masuk. "Halo."

"Halo, Isabel. Apa kabar?"

"Aku baik, bagaimana denganmu, Luca?"

"Aku juga baik. Apa komisaris Paulo sudah menghubungimu? Karena sampai sekarang dia tidak menghubungiku, dia juga tidak menjawab panggilanku."

"Tidak ada. Apa dia baik-baik saja?" Isabel cemas, mengingat berurusan dengan kejahatan terorganisir sangatlah mengerikan. "Atau dia sibuk?"

Dari seberang telepon Luca yang lelah karena pekerjaan, ia memijat pelipisnya dan menghela napas berat. "Aku tidak tahu, kuharap dia baik-baik saja, aku akan mencari tahu tentangnya lagi."

"Dan Isabel, jangan lupa selalu berhati-hati, menjauhlah dari Dante."

Isabel perlahan menganggukkan kepalanya, meski ia sempat melanggar karena pagi tadi ia dibohongi yang membuatnya datang ke rumah Dante.

"Aku tutup panggilannya sekarang, selamat malam."

Isabel mengangguk. "Selamat malam."

Isabel meletakkan telepon rumahnya lalu menghela napas, apa yang harus ia lakukan selain menunggu perkembangan kasus dari komisaris Paulo? Ia tidak bisa jika hanya diam saja.

***

"Isabel, kau kemana saja?!" Camilla memukul ringan lengannya, sudah beberapa hari Isabel tidak berkunjung ke panti asuhan.

"Maafkan aku, aku sibuk—"

"Camilla, uang untuk makan sehari-hari sudah habis."

Isabel dan Camilla menoleh ke arah suara, Asti baru saja masuk ke dalam dapur dengan wajah yang terlihat muram.

Asti sebelumnya berencana akan pergi ke pasar, tetapi sisa uang milik panti asuhan sudah tidak lagi cukup untuk membeli lauk pauk.

"Bagaimana ini..." Camilla tampak putus asa.

Asti mendekat pada mereka. "Apa kita minta saja pada Tuan Dante? Dia seharusnya bertanggung jawab atas biaya sehari-hari anak-anak, dan... seharusnya kita juga menerima gaji kita..."

𝐅 𝐄 𝐀 𝐑 𝐋 𝐄 𝐒 𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang