_
■■■
Beberapa hari berlalu, Isabel masih bekerja di bar dengan harapan gaji pertamanya segera diberikan.
Isabel masih belum mendapatkan pekerjaan lain, lukisan yang ia jual di pameran pun tidak ada satu pun yang terjual.
"Kak Isabel." Ruby yang telah selesai mengerjakan tugas memberikan buku catatannya. "Aku bisa pergi bermain sekarang?"
Isabel mengangguk sambil tersenyum dan menerima bukunya, Ruby pergi berlari ke arah ayunan untuk bermain lebih dulu, anak-anak lainnya pun segera mengumpulkan tugas karena ingin segera bermain.
Isabel sedih melihat anak-anak menjadi belajar di luar tanpa sarana prasarana yang layak karena ruang kelas dilarang dipakai oleh Dante.
Di siang hari sejak semua guru di panti asuhan itu mundur dari pekerjaannya, Isabel yang mengajarkan anak-anak, ia yang tidak menyukai membaca buku mulai banyak membaca buku dan belajar cara mengajar dengan baik.
Setelah semua anak-anak mengumpulkan tugas, Isabel menyimpan semua buku anak-anak di gudang yang sekarang menjadi satu tempat untuk mereka dalam melakukan apa pun, mereka tidak lagi bisa menggunakan perpustakaan karena Dante pun melarangnya.
Di depan danau dekat panti, Isabel melipat kedua tangannya di atas perut, ia menatap air danau yang tenang dan cerah sambil mengatur pernapasannya karena ia sangat kesal dengan semua yang terjadi, ia ingin menjerit, meluapkan segala kekesalannya.
Di sisi lain, Dante yang baru saja tiba di panti asuhan tujuannya langsung mencari Isabel.
Dante tidak tenang jika belum melihat Isabel setiap harinya.
Dante ingin membuat ulah, ia ingin menghancurkan Isabel secara perlahan, ia ingin membuat wanita itu frustasi.
"Apa kalian melihat Isabel?"
Camilla dan Asti yang sedang merajut sambil menjaga anak-anak bermain di taman terkejut dengan pertanyaan Dante.
"D-dia pergi ke arah danau, Tuan." Asti dengan takut menjawab pertanyaan dari Dante, ia bahkan tidak berani menatapnya, ia terus menunduk.
Kedua sudut bibir Dante tertarik membentuk senyuman, lalu ia pergi ke arah danau.
"Aku merasa aneh dengan tingkah Tuan Dante, dia terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta."
Camilla melempar rajutannya. "Jangan sampai seperti itu, kehidupan Isabel akan hancur jika bersama pria sepertinya."
Asti mengangguk. "Aku juga tidak mendukung hal itu, aku hanya menduga, dan semoga saja dugaanku salah."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅 𝐄 𝐀 𝐑 𝐋 𝐄 𝐒 𝐒
Novela JuvenilDante yang awalnya hanya berniat menghancurkan kehidupan Isabel, seiring berjalannya waktu malah membuatnya terobsesi untuk memilikinya. Apa yang harus Dante lakukan agar Isabel yang membencinya menjadi miliknya? Note: CERITA INI DARI PIKIRAN AKU SE...