𝟏𝟒. 𝐄𝐱𝐩𝐫𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞

824 37 1
                                    

_

■■■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■■■

Di malam hari, di ruang kerjanya Dante sibuk berkutat dengan berkas bisnisnya, rencananya untuk mengunjungi Isabel batal karena banyak pekerjaan yang harus ia lakukan.

Sejak kematian Antonio, bisnis pria tua itu menjadi miliknya karena dia tidak memiliki anak untuk meneruskan bisnisnya, Dante diuntungkan dalam hal itu, tetapi ia menjadi lebih sibuk dari sebelumnya.

Dante menghela napas dan menyandarkan punggungnya pada penyangga kursi, ia tiba-tiba merasa gelisah dan lidahnya terasa begitu pahit, ia ingin merokok untuk menghilangkannya.

Namun, saat Dante akan mengapitkan sebatang rokok pada bibirnya, pintu ruangan kerjanya diketuk beberapa kali.

"Masuk."

Pria yang mengetuk pintu adalah Alberto, dia masuk ke dalam ruangan dengan kemeja putih yang dipenuhi bercak darah.

"Ada apa, Alberto?" Dante bangkit dari tempat duduknya dan menghampirinya.

"Siang tadi aku mendapatkan informasi dari seseorang kalau komisaris Paulo akan menyelidiki semua hal yang berkaitan denganmu."

"Benar saja, sore tadi Paulo pergi ke panti asuhan untuk menyelidiki tempat itu, aku dan para anggota lainnya berhasil membunuhnya di suatu tempat."

Dante menghela napas secara kasar, jika hal itu tidak diketahui, maka ia akan ada dalam masalah besar, beruntung mereka memiliki seseorang yang dapat menyampaikan informasi dengan akurat, dan beruntung Alberto sigap dalam mengatasi masalah.

Dante menepuk kedua lengan Alberto. "Terima kasih banyak."

Alberto salah satu orang kepercayaan sekaligus penasehat Dante itu mengangguk, ia pun dulu adalah orang kepercayaan ayahnya.

"Berhati-hatilah saat di dekat Isabel dan Luca, hal mencurigakan apa pun yang mereka lihat tentangmu, mereka akan melaporkan hal itu sebagai bukti."

"Di bar, Isabel melihat obat-obatan terlarang saat dia mengantarkan minuman ke ruangan teman-temanmu, dia membuat hal itu juga sebagai bukti."

Dante mendesis. "Mereka teledor!" Ia kesal pada teman-temannya yang tidak berhati-hati.

"Aku pergi dulu." Alberto berucap dengan penuh hormat lalu pergi dari sana.

Dante dengan emosi yang tertahan duduk di kursinya, ia menggumamkan nama Isabel dan Luca dengan penuh amarah, ia harus memberi pelajaran pada mereka, siapa pun yang menghalangi bisnisnya, maka akan ia hancurkan.

***

Di pagi hari, Dante datang ke rumah Isabel, ia mengetuk pintu beberapa kali sampai akhirnya pintu dibukakan.

"Kenapa kau datang kemari?" Isabel langsung bertanya dengan ketus.

Dante terkekeh dan tersenyum, padahal ia belum mengatakan apa pun, apakah dia sudah memiliki firasat yang buruk atas kedatangannya?

𝐅 𝐄 𝐀 𝐑 𝐋 𝐄 𝐒 𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang