16. Menggagalkan aksi bunuh diri

1.4K 138 35
                                    

Walaupun kakinya sudah merasa pegal dan tubuhnya ingin bermanja-manja dengan kasur, Kalela tetap berjalan sambil menuntun sepedanya. Hari ini Kalela benar-benar merasa sial, dimulai dari ia tersesat, sepedanya bermasalah dan handphone-nya mati. Satu lagi, Kalela bertemu dengan Kaizer si cowok sialan paling menyebalkan. Lebih menyebalkan dari Savion, Romeo dan Raja sekalipun.

Sebuah motor sport berwarna hijau tiba-tiba berhenti dihadapannya, memotong jalan membuat Kalela ikut berhenti berjalan. Seorang lelaki dengan jaket hitam melepas helm full face sehingga tampak wajah tampannya.

Pandangan lelaki itu langsung menelisik keadaan sepeda Kalela. Rantainya terlepas dari tempatnya ternyata. Mudah untuk memperbaikinya karena kebetulan ia juga kerja di sebuah bengkel.

Ditatapnya gadis pemilik sepeda itu, dan wow rupawan cantiknya membuat ia meneguk ludah. Emang boleh cewek secantik ini baru ia temuin sekarang? Bibir lelaki itu merasa gatal ingin mengucapkan rentetan kata gombalan, tapi kalimat Kaizer terlintas tiba-tiba di benaknya.

"Tugas lo cukup benerin sepeda dia, jangan ngajak dia ngobrol apalagi ngasih tau kalau gue yang nyuruh lo."

"Satu lagi, jangan coba-coba lo godain atau sentuh dia."

"Kaizer tolol, gimana caranya gue benerin sepeda dia kalau gak ngobrol sama yang punya, yang ada gue dikira penjahat." batin lelaki itu kesal.

"Hai cantik,"

Persetan dengan Kaizer yang akan marah apabila mendengar perkataannya sekarang ini, toh temannya itu tidak ada disini.

Lelaki itu menyengir lebar ketika Kalela menatapnya datar.

"Nama gue Dekan, jadi gini..." Lelaki bernama Dekan itu berdeham pelan, "Gue disuruh sama-"

Dekan menggantung kalimatnya ketika ia teringat dengan pesan Kaizer. Sementara Kalela mengerutkan dahinya merasa aneh dengan lelaki bernama Dekan ini. Kalela agak berjaga-jaga siapa tau lelaki ini preman, begal, penjahat atau semacamnya.

Dilihat dari penampilannya yang urakan memang seperti preman tapi wajah tengil lelaki itu mematahkannya.

"Ah iya, Kalela ini kesempatan, lo harus minta tolong sama cowok ini." batin Kalela, ini kan yang Kalela mau? Bertemu orang yang bisa dimintai bantuan di tengah jalanan sepi yang Kalela sendiri tidak tau tempat apa yang sedang ia pijaki sekarang.

Bahkan tanpa Kalela minta, lelaki asing ini tiba-tiba datang ke hadapannya seperti pahlawan.

Saat Kalela akan berucap, lelaki itu mendahuluinya.

"Rantai sepeda lo lepas kan, makanya di tuntun. Sini biar gue benerin." ujar lelaki itu mengalihkan pembicaraan lalu melirik sepeda Kalela.

Kalela mengangguk pelan walau sebenarnya Kalela sedikit bingung kenapa lelaki itu tau. Kalela tak ingin ambil pusing, yang terpenting lelaki itu mau membantunya dengan memperbaiki sepeda miliknya agar ia bisa secepatnya pulang.

Melihat tatapan menyelidik dari gadis cantik itu, Dekan melebarkan senyumnya, "Gue lagi jalan-jalan eh lihat bidadari lagi nuntun sepeda. Karena gue anak baik, tampan, dan suka menolong jadi gue samperin hehe, siapa tau butuh bantuan." ujar Dekan dengan wajah tengilnya.

Kalela hanya manggut-manggut saja.

"Lo bisa benerin sepeda gue?" tanya Kalela datar.

Dekan mengangguk antusias, "Oh tentu dong, anak otomotif nih. Cuma rantai lepas mah itu gampang benerinnya." ucap Dekan bangga.

Dekan beralih mengambil sarung tangan di dasbor motornya dan memakaikan pada telapak tangan. Setelah itu ia mengambil alih sepeda Kalela, tubuhnya berjongkok dan mulai memperbaiki rantai sepeda tersebut yang terlepas dari tempatnya.

Pick Me, My Kalela!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang