Kalela menatap malas seorang guru perempuan yang sedang menjelaskan materi di depan. Tangan guru tersebut bergerak lincah menuliskan sesuatu pada papan tulis lebar berwarna putih. Kalela bergerak tidak nyaman ditempat duduknya karena ia ingin sekali keluar kelas dan membolos.
Kalela adalah tipe orang yang malas bersekolah dan suka membolos, tetapi entah kenapa gadis itu dikaruniai otak yang cerdas. Sampai saat ini pun Kalela selalu memasuki peringkat tiga besar disetiap tahunnya.
"Cantika, simpan lipstik kamu. Fokus ke papan tulis dan perhatikan ibu guru yang sedang menjelaskan!"
Kalela melirik ke arah Cantika yang baru saja di tegur oleh guru tersebut. Gadis yang duduk di depannya itu menyengir lebar saat dirinya terciduk sedang berdandan disaat pembelajaran berlangsung.
"Iya Bu Mila cantik." ujar Cantika.
Kalela hanya menggeleng pelan lalu melirik Sayra, gadis yang duduk disebelah Cantika. Sayra menelungkupkan kepalanya daritadi, mungkinkah gadis itu tidur?
"Ssst, Kalela tukeran tempat duduk dong, bentar aja." bisik Cantika sambil menoleh sedikit ke belakang menatap Kalela.
Kalela menggeleng samar tanpa menatap Cantika. Gadis itu menatap datar papan tulis di depan.
"Bentar aja Kal, please. Gue mau lanjutin pake lipstik. Lo kan duduk sendirian di pojok nih, jadi guru gak bakal tau." jelas Cantika berbisik lirih.
Kalela menatap Cantika jengah, "Bibir lo udah merah kaya disengat lebah mau di apain lagi, Cantika?" geram Kalela pelan.
"Lo gak ngaca Kal, bibir lo juga merah-"
"Gak semerah lo kali." potong Kalela sinis.
Kalela memang mempoles bibirnya dengan lipstik merah, tebal iya tapi tidak setebal Cantika dan Sayra.
Saat Cantika akan menyeletuk, Bu Mila yang sedang mengajar di depan sana kembali menegurnya.
"Cantika, Kalela, sedang mengobrol apa kalian?"
"Jadi begini bu, daritadi Cantika ngajak saya ngobrol terus. Padahal saya lagi fokus mendengarkan penjelasan ibu." jawab Kalela terdengar mengadu.
"Cantika, hadap papan tulis sekarang!" perintah Bu Mila sambil menatap tajam pada Cantika.
Cantika menatap kesal pada Kalela yang kini melemparkan senyum sinis padanya sebelum akhirnya ia kembali menatap ke depan.
"Jadi kesimpulannya, gaya gravitasi menyebabkan-"
PYAR!
Salah satu jendela kelas yang berada di posisi paling depan pecah disusul dengan sebuah bola basket yang kini menerobos masuk ke dalam kelas setelah memecahkan jendela kaca tersebut. Sontak saja adegan itu membuat seisi kelas terpekik heboh. Kelas menjadi ricuh tak kondusif sekarang.
"Gimana bisa bolanya sampe masuk sini?"
"Kaget banget woy, jantung gue berasa mau loncat."
"Sekolah kita ada teroris guys, kita harus melarikan diri."
"Teroris apaan, yang bener aja lo gak usah ngada-ngada."
"Ini pasti ulah anak basket!"
"Gue lagi enak-enaknya tidur diem-diem langsung kebangun, kaget."
"Keren banget bolanya bisa buat jendela kelas kita pecah."
"Ibu minta kalian semua diam sekarang!"
Suara Bu Mila yang lantang membuat seisi kelas menjadi diam seketika. Bu Mila melangkah ke arah jendela yang yang berlubang dan pecahan kacanya berserakan di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pick Me, My Kalela!
RandomGadis itu lebih candu dari apapun! Gadis itu lebih manipulatif dari dirinya sendiri! Gadis itu lebih berbahaya dari psikopat! Psikopat saja kalah, haha. Jika seorang psikopat mainannya pisau, pistol, semurai, belati dan semacamnya tapi gadis itu...