9. Run Kalela, Run!!!

3.1K 171 3
                                    

Entah tuli dadakan atau ada sesuatu hal yang mengganggu pendengaran lelaki yang sekarang berjalan cepat sambil menarik tangannya dengan paksa. Atau lebih kasarnya ia diseret paksa. Kalimat merontanya yang daritadi keluar selama perjalanan hanya dianggap angin lalu oleh lelaki itu.

"Lepasin gue sialan, lancang banget narik-narik gue gini!" seru Kalela emosi namun lelaki bernama Romeo itu menulikan pendengarannya.

Yang semakin membuat Kalela emosi ialah wajah tampannya yang selalu dihiasi senyuman merekah selama perjalanan. Tenaga lelaki itu cukup kuat karena usaha Kalela untuk lepas dari genggamannya sejauh ini tidak berhasil.

"Gue gak punya masalah ya sama lo, justru lo yang cari masalah sama gue."

"Lepasin gue enggak!"

"Bahkan kita gak saling kenal-"

"Gak saling kenal? Romeo kasian banget lo dilupain sama Julietnya sendiri." Romeo mendesah kasar, tangannya semakin kuat mencekal pergelangan tangan Kalela.

Bahkan Romeo tak sadar, tindakannya itu menyakiti Kalela secara fisik. Namun genggaman kuat Romeo pada pergelangan tangannya tidak membuat Kalela meringis kesakitan.

Segelintir orang yang berpapasan dengan keduanya di koridor menatap heran pada Romeo yang tengah berjalan dengan seorang gadis yang terlihat asing di mata mereka. Apalagi keduanya bergandengan tangan, ah lebih tepatnya Romeo yang terlihat menarik paksa tangan gadis itu.

"Romeo lepasin gue enggak!" desis Kalela pelan, ia tidak berhenti memberontak sampai tangannya lepas dari genggaman Romeo.

Romeo mengulas senyum manisnya, "Tadi katanya gak kenal kok sekarang tau nama gue, coba panggil lagi, Romeo gitu."

"Sialan banget nih cowok, argh! Savion, Romeo kenapa gue bisa masuk ke sekolah yang sama kayak mereka sih." batin Kalela frustasi.

Jujur saja sampai detik ini Kalela masih tidak menyangka lelaki yang bersama dengannya ini adalah salah satu orang dari masa lalunya, sama seperti Savion. Belum satu minggu Kalela sekolah di SMA Kadingga tapi ada saja kejutan tak terduga yang selalu menghampirinya.

"Kalela tau enggak, semenjak lo pergi gue gak punya semangat hidup lagi-"

"Gak punya semangat hidup kok sekarang masih hidup juga?" potong Kalela cepat, terdengar sinis.

"Dan ya gue kasih tau satu hal sama lo. Gue gak kenal sama lo jadi sebaiknya lo gak usah sok dekat sama gue. Kalela yang lo maksud itu bukan gue orangnya, lo salah orang." ujar Kalela dengan ketus.

Romeo menatap Kalela dengan pandangan intens, "Mata indah itu, bulu mata lentik, hidung mancung, pipi chubby, bibir berbentuk love, satu tahi lalat kecil disudut mata kiri dan dua tahi lalat kecil dibawah dagu. Sedetail itu gue kenal sama lo, My Little Queen. Tapi dengan mudahnya lo bilang gak kenal gue?"

"Dari tatapan mata aja bohongnya lo itu gak bisa ditutupi, sayang." Romeo mengerlingkan matanya jahil dengan seringai miring di bibirnya.

Kalela membuang muka ke sembarang arah. Ternyata ada yang lebih menyebalkan dari Savion, dan Romeo jawabannya.

"Lo tau gak-aduh!"

Mendadak Romeo jatuh ke lantai saat dengan tiba-tiba Kalela menendang pahanya dan ia tidak bisa menjaga keseimbangan. Dengan tatapan tak percaya, ia menatap Kalela yang tengah berkacak pinggang dengan senyum puas yang menghiasi bibirnya.

"Rasain loh, mampus!" Kalela menjulurkan lidahnya mengejek lalu berlari begitu saja.

Romeo berdiri tanpa melepaskan pandangan dari punggung Kalela yang berlari menjauh. Sedikit meringis pelan karena tendangan Kalela pada pahanya cukup membuatnya ngilu, sedikit bersyukur juga Kalela tidak menendang bagian vitalnya itu.

Pick Me, My Kalela!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang