Di atas rooftop sana, ketujuh cowok sedang bermain, ah lebih tepatnya mengintimidasi seseorang dengan kejam dan tidak berperikemanusiaan. Lihatlah cowok kurus kering nan malang yang sedang bersimpuh menghadap cowok penuh kuasa di depannya. Dengan air mata yang tak berhenti mengalir, tangan gemetar dan tremor milik cowok malang itu mengelap sepatu mahal itu dengan penuh kelembutan, takut merusak atau membuat lecet.
"Cowok kok cengeng, ganti kelamin aja sana, cuih!" ucap teman dari pemilik sepatu yang sedang ia bersihkan, meskipun tidak kotor.
"Wah wah wah ngomongin orang cengeng situ aja pasti kalau nanti diputusin cewek nangis kejer." timpal cowok lainnya.
Nampak tidak terima, lihat saja permen karetnya semakin dikunyah dengan ganas. "Sialan sejak kapan seorang prince kayak gue diputusin cewek duluan, yang ada cewek-cewek gampangan itu yang ngemis pake nangis kejer minta gak diputusin, right haha?"
"Gue, diputusin duluan? Cih gak akan pernah terjadi dan gak akan gue biarin." lanjut cowok yang santai mengunyah permen karet itu.
"Ini cuma salah satu hukuman terkecil atas kelancangan lo, kalau sampai cari gara-gara lagi sama gue jangan harap lo bernafas dengan bebas lagi." Suaranya menekan, berat, rendah dan mengintimidasi sekitar. Cowok malang yang masih bersimpuh itu merinding seketika.
Hukuman terkecil dengan wajah babak belur, kaki dan tangan hampir patah, dan sentuhan terakhir dijatuhkan harga dirinya sebagai cowok. Damn, kurang brengsek apalagi dia.
"Pergi....dan tutup mulut!"
Brug! Cowok malang itu terlempar beberapa sentimeter dari tempatnya bersimpuh tadi, penyebabnya? Yeah dadanya ditendang tanpa kasihan. Sedikit bersyukur jantungnya tidak sampai remuk dan tidak berhenti berdetak karena cowok malang itu masih bisa bernafas sekarang.
Dengan kesadaran penuh dan fisik yang sakit cowok malang itu keluar dari rooftop dengan tergesa-gesa.
"Kaizer Jasviro Sancaka, woah tendangan lo gak main-main bro, Madun pun lewat."
"Apa, lo mau gue tendang juga?" Kaizer bertanya dingin.
"Ahh tendang aku mas, tendang ayo ah, tendang...ke hatimu eeeaaa!"
"Punya temen stress gini, sial." sahut cowok dengan tindik hitam di telinga kirinya.
"Wah sekolah kita ada anak baru nih-"
"Anak apaan njing, melahirkan aja enggak. Emang sekolah bisa bunting hah?" ucap si cowok permen karet, Romeo namanya.
"Busyet keren bener jam 09.00 baru berangkat sekolah, padahal anak baru loh dia. Seberandal berandalnya gue nih kalau jadi anak baru di sekolah mah jaga image goodboy dulu lah anjir." ucap cowok dengan rambut sedikit gondrong yang sedang membaca kabar terbaru sekolahnya.
"Girl or boy?" tanya Romeo, si cowok hoby makan permen karet.
"Cewek, makanya gue agak terkaget-kaget."
"Okay gue bacain beritanya, listen okay guys listen... Good morning, halo teman-teman Kadingga lovers sekalian, mulai hari ini kita ada teman baru nih dari kelas XI IPA, coba tebak cewek atau cowok? Yeah dia cewek, namanya Kalela Lintang Jihana---"
"WHAT THE FUCK?!" teriak Romeo dengan lantang.
Tanpa disangka, permen karet yang sedang dikunyah keluar dari mulut dengan tiba-tiba.
"Romeo anjing permen karet lo nyangkut di rambut gue!"
Brakkk!
Bukan hanya Romeo saja, tubuh Kaizer pun mematung dan satu lagi si cowok paling dingin dan irit bicara refleks menjatuhkan gitar kesayangannya hingga menimbulkan dentuman sedikit keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pick Me, My Kalela!
RandomGadis itu lebih candu dari apapun! Gadis itu lebih manipulatif dari dirinya sendiri! Gadis itu lebih berbahaya dari psikopat! Psikopat saja kalah, haha. Jika seorang psikopat mainannya pisau, pistol, semurai, belati dan semacamnya tapi gadis itu...