"Kalela, cerita sama kita lo diapain sama Romeo."
"Kenapa juga Romeo nyariin lo? Masalah apa yang lo buat sama dia."
"Terus lo dibawa kemana tadi sama itu cowok?"
"Kalela ih mulut lo jangan dijadiin pajangan doang dong."
Kalela memutar bola mata jengah mendengar pertanyaan beruntun dari dua gadis disamping kanan kirinya, Cantika dan Sayra. Bel pulang berbunyi beberapa menit yang lalu dan ketiga gadis itu sekarang tengah berjalan menuju parkiran sekolah untuk pulang.
"Punya mata kan? Bisa lihat gue gak kenapa-kenapa dan masih hidup." jawab Kalela malas.
Kalela mempercepat langkah kakinya ditengah koridor yang dilaluinya saat ini ramai orang berlalu lalang keluar sekolah.
"Itu artinya lo enggak diapa-apain sama Romeo kan," timpal Sayra.
"Terus apa alasan Romeo nyariin lo? Soalnya tadi itu cowok ngotot banget pengin nemuin lo sampe-sampe kita semua di kelas disuruh keluar, Kal. Begitu tau lo gak ada disana eh dia ngamuk-ngamuk nyuruh kita buat nyariin lo." jelas Cantika tak habis pikir.
Kalela berpikir sejenak sebelum menjawab, "Gak ada alasan. Gabut doang kali itu cowok, gak jelas banget."
"Kal, lo anak baru disini masa udah dikenal sama Romeo. Ini sekelas Giorgino Romeo loh, prince sekolah yang gantengnya gak ngotak, disukai sama cewek-cewek." Sayra tersenyum lebar sambil membayangkan wajah Romeo.
Cantika mengusap kasar wajah Sayra membuat gadis itu menggerutu kesal, "Udah punya pacar masih aja ngehaluin cowok lain." sindirnya.
Mereka kini telah sampai di parkiran utama sekolah. Kondisi parkiran yang masih ramai membuat Kalela berdecak kesal.
"Kalela, lo serius ke sekolah pake sepeda? Emang jarak dari rumah lo ke sekolah ini gak jauh kah, terus kaki lo enggak kram gitu ngayuh sepeda." ujar Cantika cerewet membuat Kalela menghela napas kasar.
"Udah gitu jalanan panas, berdebu, gak baik buat kesehatan. Gak bisa bayangin deh kalau gue diposisi lo, fyuh." sahut Sayra manja sambil mengibaskan tangannya.
Kalela menatap keduanya sinis, "Gue gak butuh komentar kalian."
Setelah itu Kalela berlalu meninggalkan Cantika dan Sayra. Kalela melangkah menuju parkiran tempat ia memarkirkan sepedanya. Lihatlah sepeda warna biru langitnya itu terlihat mencolok diantara beragam jenis mobil serta motor yang mengelilinginya.
Kalela menaiki sepeda tersebut, saat akan mengayuhnya tiba-tiba handphone-nya berdering. Panggilan dari nomor tidak dikenal. Dengan malas Kalela pun mengangkatnya. Mengingat kejadian tadi dimana Sayra menelponnya berkali-kali saat dengan sengaja tidak ia angkat.
"Halo Kalela, saya ada diluar gerbang."
Kalela mengerutkan dahi mendengar suara berat dari dalam telepon.
"Heh lo siapa?" tanya Kalela ngegas.
"Your private bodyguard, Raja."
Kalela terperangah mendengarnya. Holy shit, mendengar nama pria itu membuat darah Kalela langsung mendidih.
"Saya dapat nomor kamu dari nyonya Krisana, nenek kamu."
Panggilan telah dimatikan sepihak oleh pria itu.
Kalela merengut kesal dengan wajah masam, "Itu om om beneran niat jadi bodyguard gue hah? Kayak gak ada kerjaan aja." lenguhnya kesal.
Kalela menaruh tas sekolahnya pada ranjang sepeda. Setelah itu ia mulai mengayuh sepedanya keluar gerbang tanpa menghiraukan tatapan yang seolah merendahkan dari orang-orang disekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pick Me, My Kalela!
RandomGadis itu lebih candu dari apapun! Gadis itu lebih manipulatif dari dirinya sendiri! Gadis itu lebih berbahaya dari psikopat! Psikopat saja kalah, haha. Jika seorang psikopat mainannya pisau, pistol, semurai, belati dan semacamnya tapi gadis itu...