Manik mata indahnya menatap datar gerbang yang menjulang tinggi dihadapannya. Bukan hanya gerbangnya yang menjulang tinggi, lihatlah bangunan di dalamnya sangat luas dan terlihat mewah. Hanya sekitar 30 detik ia mengamati lalu kembali mengayuh sepeda biru langitnya untuk memasuki gerbang itu.
Sebelum benar-benar melewati gerbang, ia menoleh ke arah satpam, ah bukan lebih tepatnya seorang cowok yang sedang tertidur dengan buku sebagai penutup wajahnya.
"Wah ngerinya, bukannya jaga gerbang menghalangi siswa yang telat masuk malah molor haha."
"Ah lebih tepatnya hari ini emang keberuntungan gue, Kalela Kalela ah firstday jadi anak baru dan lo langsung telat. Hebat!" Kalela tersenyum miring setelah melihat barisan angka di layar handphone-nya
09.15 WIB. Hari pertama Kalela sebagai siswi baru di SMA Kadingga pantaskah Kalela datang ke sekolah melewati batas alias telat, haha good.
Seolah keberuntungan berpihak pada Kalela karena si penjaga gerbang tertidur dan tidak menghukum Kalela yang telat. Sungguh lalai penjaga gerbang itu karena bahkan gerbangnya tidak dikunci alhasil Kalela dan sepeda kesayangannya bisa melewati gerbang tanpa hukuman.
"Nama saya Kalela Lintang Jihana, just call me Kalela, salam kenal."
Sesingkat itu, cewek dengan nama Kalela langsung mencari kursi kosong sebagai tempat duduknya. Suasana kelas yang semula senyap mendadak riuh. Para cowok begitu memuja Kalela berbeda dengan cewek yang menatapnya kagum terselip rasa iri.
Yash, she is beautiful girl. Very beautiful.
"Kalela!"
"Tidak sopan sekali kamu sebagai siswi baru. Apa ini, hampir bel istirahat berbunyi dan kamu baru tiba di kelas?"
Kalela yang baru saja duduk dikursinya berdecak pelan, "Jalan raya macet, saya juga naik sepeda. Tidak kasihankah ibu guru sama saya yang mengayuh sepeda dengan keras untuk berjuang sampai ke sekolah dengan selamat, dimana jarak antara rumah saya dan sekolah cukup jauh." jawab Kalela dengan raut wajah yang dibuat kasihan untuk menarik simpati yang melihatnya, padahal hanya alibinya saja.
Sontak saja jawaban Kalela membuat kelas menjadi ramai membincangkan dirinya.
"Cuma cewek miskin ternyata, belagu banget yah."
"Songong banget gayanya eh ternyata aslinya miskin, haha! "
"Naik sepeda guys, Gak salah dia masuk melewati gerbang Kadingga pake sepeda bututnya? "
"Sekolah elite gak cocok sama cewek miskin kayak lo."
Cukup sudah Kalela tidak tahan, gatal sekali mulutnya ingin membungkam para cewek-cewek yang melontarkan kalimat ejekan tak berdasar pada dirinya.
"Heh ngomong apa lo, gue miskin?" Kalela berdiri angkuh lalu menunjuk dirinya sendiri.
"Ada masalah apa sama sepeda gue? Salah emang gue berangkat sekolah pakai sepeda? Asal lo tau, sepeda yang katanya butut itu bahkan harganya bisa buat beli mobil lo pada." ucap Kalela sewot, sungguh aura judes dan galaknya terpancar jelas.
Kalela tersenyum sinis, "Sepatu Dior dan tas Chanel yang gue pakai masih kurang menjelaskan heh?"
Semua orang di kelas memusatkan pandangan padanya, menatap Kalela dari ujung kaki sampai rambut. Dan benar saja barang-barang yang melekat ditubuhnya berkelas semua. Sebelum melontarkan ejekan, mereka belum menyadari itu. Sekarang mulut mereka terbungkam.
Kalela menghela napas kasar lalu kembali duduk dikursinya dengan tenang. Penghuni kelas masih memusatkan pandangan padanya.
"Yah kalian kecewa kan karena faktanya gue bukan orang miskin." Kalela tertawa remeh menatap satu-persatu orang yang mengejek Kalela tadi. Dan mereka kebanyakan cewek yang iri dengki karena paras rupawan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pick Me, My Kalela!
AléatoireGadis itu lebih candu dari apapun! Gadis itu lebih manipulatif dari dirinya sendiri! Gadis itu lebih berbahaya dari psikopat! Psikopat saja kalah, haha. Jika seorang psikopat mainannya pisau, pistol, semurai, belati dan semacamnya tapi gadis itu...