10. Unprofessional Ketos

2.8K 161 11
                                    

"Lo terlalu berbangga diri, Romeo."

"Di antara kita berempat gue yang lebih dulu ketemu Kalela sekaligus jadi orang pertama yang peluk dia, itu faktanya." ucap lelaki dengan almamater Osis. Suaranya pelan namun penuh penekanan. Senyumnya terdengar meremehkan.

Kedua lelaki dengan perbedaan penampilan yang kontras saling berhadapan dan melempar tatapan datar. Kalela yang sekarang berada di tengah-tengah keduanya bisa merasakan aura permusuhan dari kedua lelaki itu.

Disebelah kanan Kalela, berdiri lelaki dengan penampilan jauh dari kata berantakan. Rambut hitamnya tertata, seragam dengan atribut lengkap yang terpasang rapih beserta almamater Osis yang melekat ditubuh atletisnya semakin membuat lelaki itu terlihat berwibawa dan menawan. Covernya dari ujung kepala sampai ujung kaki benar-benar mendefinisikan bahwa he is goodboy. Kalau wajah jangan ditanyakan, rupawan tampannya tidak bisa diganggu gugat.

Of course, he is Savion Dominorgana.

Lalu disebelah kiri Kalela adalah kebalikannya. Rambut hitam sedikit panjangnya terlihat acak-acakan dihiasi poni yang menjuntai menyentuh alis tebalnya. Telinga kirinya terdapat tindik hitam kecil, seragam kusutnya tidak sepenuhnya terkancing sehingga tampak kaos hitam di dalam serta sepatu putih yang melekat di kakinya. Dimana, keseluruhan penampilan lelaki itu melenceng jauh dari aturan yang dibuat sekolah.

Perbedaan yang sangat kontras bukan?

Persamaannya mungkin hanya satu, keduanya sama-sama memiliki ketampanan wajah di atas rata-rata.

Giorgino Romeo, bad cover lelaki itu sialnya tidak bisa menutupi garis wajahnya yang terpahat sempurna.

"Lo tau, pertemuan gue sama Kalela waktu itu sangat berkesan." Savion semakin memanas-manasi, "Gue dan Kalela kita berdua pelukan lama banget, Kalela bilang kalau dia kangen berat sama gue, katanya selama di Italia Kalela juga sering mikirin gue bahkan mimpiin gue."

Kalela menegakan kepalanya dengan ekspresi tercengang mendengar penuturan Savion yang mengada-ngada tidak sesuai fakta. Pembohongan itu namanya.

Savion melirik Kalela sekilas sambil mengulas senyum lembut. Sementara Romeo semakin mengencangkan kepalan tangannya. Romeo hanya menganggap ucapan Savion adalah kebohongan semata.

"Sayangnya, gue gak percaya." sahut Romeo terkekeh remeh. Namun hatinya menjerit kesal, jika seandainya yang dikatakan Savion itu benar.

Romeo mendorong dada Savion membuat tubuh lelaki itu mundur beberapa langkah, "Lo kenapa bisa ada disini, nguping pembicaraan gue sama Kalela?"

Savion menatap datar Romeo.

"Gue kesini karena sedang bertugas merazia siswa-siswi yang lagi bolos di jam pelajaran. Setiap tempat yang dijadikan langganan bolos gue cek, termasuk taman ini." jawab Savion tenang dengan kedua tangan yang tersimpan di saku celana.

Iya memang benar, Savion memang sedang merazia siswa-siswi yang bolos dengan mendatangi setiap tempat yang biasa di singgahi saat bolos, termasuk taman belakang sekolah ini. Kebetulan juga Savion melihat adanya Kalela dengan orang yang ia kenal sedang berada di taman membuat Savion langsung menghampirinya.

"Kebetulan juga gue dikasih tugas sama Pak Lanjar buat cari buronan yang inisial namanya Romeo," Savion melirik raut wajah Romeo yang kini berubah ketar-ketir. "Katanya itu anak bolos dari pagi dan gue sebagai Ketua Osis disuruh nangkap dia."

"Shit, bapak tua bau tanah itu." umpat Romeo dalam hati. Pak Lanjar adalah guru tua berambut putih yang menciduknya tadi.

Sepertinya bukan hanya Romeo yang terlihat ketar-ketir, tapi Kalela yang merasa dirinya juga membolos dari pagi pun ikut merasa.

Pick Me, My Kalela!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang