Pintu gerbang megah itu dibuka dengan lebar menyambut kepulangan seorang gadis manis berseragam bersama sepedanya. Kalela mengangguk dan tersenyum singkat menyapa satpam penjaga rumah yang baru saja membukakan pintu gerbang untuknya.
Sepeda biru langit milik Kalela kini memasuki rumah megah bak istana. Memarkirkan sepeda kesayangannya itu sejajar dengan Lamborghini, Ferrari, Alphard, Porsche beserta satu motor sport. Kendaraan mewah berharga fantastis itu berjejeran rapih menyegarkan mata. Jangan salah, sepeda Kalela bukan sepeda butut biasa. Sepeda kesayangannya itu harganya pun fantastis.
Sebelum masuk Kalela mengetuk pintu besar rumahnya. Sesampainya di dalam Kalela mengernyit heran melihat neneknya sedang berbincang dengan sosok pria asing berpenampilan rapih dan berjas hitam. Keduanya belum menyadari kehadiran Kalela.
"Bukannya nenek ke Italia, kok sekarang udah di rumah dan pulang tanpa ngabarin." gumamnya pelan.
"Loh Kalela, udah pulang sayang!" Seorang wanita tua dengan rambut yang di sanggul menghampiri Kalela sambil mengulas senyum lembutnya.
Krisana, nama neneknya itu. Seorang wanita tua dengan rambut yang di sanggul, wajah sedikit keriputnya dan beberapa uban di rambutnya tidak menghilangkan kesan awet muda, tangguh dan elegan dalam dirinya. Neneknya itulah yang dengan penuh kasih sayang merawat Kalela dari ia kecil hingga sekarang. Kalela sungguh berjasa padanya.
Tentang kedua orang tuanya, kata nenek ibunya meninggal waktu Kalela berumur 5 tahun, lalu ayahnya? Ah beliau adalah sosok pria yang sangat brengsek, nenek menceritakan pada Kalela kalau pria brengsek yang berlabel ayah kandungnya itu tanpa rasa tega membuang Kalela, tidak menganggapnya sebagai anak semenjak kematian istrinya yang merupakan ibu Kalela sendiri. Alasannya sangat konyol, hanya karena ia tidak menyukai anak perempuan yang menurutnya akan menyusahkan hidupnya.
Alhasil ayah Kalela lepas tanggung jawab dan dengan enteng menyerahkan Kalela kepada Krisana.
Namun dalam hati kecilnya, Kalela merasa ada hal penting lain yang tengah di sembunyikan rapat-rapat oleh nenek dan kakeknya hingga saat ini. Kalela sempat berusaha mencari tau tapi kakeknya itu sangat pandai menutupi semuanya, privasinya benar-benar ketat. Untuk kakeknya, daridulu beliau menetap di Italia dan neneknya lah yang selama ini merawat dan menemani Kalela.
"Nenek kok udah di rumah, katanya hari ini mau ke Italia. Enggak jadi kah?" tanya Kalela sambil memeluk singkat neneknya.
"Jadi sayang, tapi nenek ke Italia-nya besok." Krisana menuntun Kalela untuk duduk di kursi.
Kalela mengangguk saja, pandangannya beralih menatap pria asing yang kini duduk berhadapan dengannya. Pria itu menatapnya intens sejak kedatangannya, dan Kalela menyadarinya.
Krisana terkekeh pelan melihat tatapan datar Kalela pada pria dengan pahatan wajah terlampau tampan dan tubuh kekarnya yang terbalut jas hitam itu.
"Jadi gini sayang, pria tampan di hadapanmu ini mulai sekarang akan menjadi bodyguard buat Kalela. Dia yang akan menjaga dan mengawasi Kalela-"
Uhuk uhuk!
"What the hell, bodyguard?" pekik Kalela sekaligus refleks menyemburkan air putih ke arah depan yang otomatis mengenai pria tampan itu.
"Ya ampun Kalela apa-apaan kamu sayang, kamu mengotori jasnya." ucap Krisana yang kini melotot garang pada Kalela.
Pria tampan itu menunduk menatap jas hitamnya yang basah karena Kalela. Sementara Kalela menggigit bibir bawahnya sambil meringis namun raut wajahnya terlihat tak merasa bersalah.
"Why is that girl so adorable? " batin pria itu melirik Kalela dengan sudut mata tajamnya.
"Kalela, kamu tau kan apa yang harus kamu lakukan?" tanya Krisana menatap Kalela penuh peringatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pick Me, My Kalela!
De TodoGadis itu lebih candu dari apapun! Gadis itu lebih manipulatif dari dirinya sendiri! Gadis itu lebih berbahaya dari psikopat! Psikopat saja kalah, haha. Jika seorang psikopat mainannya pisau, pistol, semurai, belati dan semacamnya tapi gadis itu...