3. He's Here?

7.3K 456 3
                                    

Kalela menatap wajah gelisahnya pada pantulan cermin besar di kamar mandi sekolahnya. Deru nafasnya masih terengah-engah setelah Kalela berlari dari ruang Osis. Saat tadi melihat wajah cowok itu jantung Kalela seakan berhenti berdetak, cowok itu adalah masa lalu yang sampai saat ini masih Kalela benci.

Pertemuan dengannya semakin membuka luka lama yang hingga saat ini belum sepenuhnya tertutupi. Saat di Italia sebelum Kalela memutuskan pulang ke Indonesia, Kalela sudah tau kemungkinan pertemuannya dengan mereka. Tapi, secepat inikah?

"Sial sial sial!" umpat Kalela keras sambil menjambak rambutnya sedikit kasar.

"That bastard here, at this school? Kita satu sekolah, heh?" Kalela terkekeh sinis.

"Savion Dominorgana, I really hate you damn it!" desis Kalela pelan namun sarkas.

Raut wajah begitu terkejut sekaligus menegang dari cowok itu masih terekam jelas dalam benak Kalela. Mereka berdua sama-sama terkejut saat bertatap mata kembali setelah bertahun-tahun lamanya.

Kalela memejamkan mata sejenak dan menghela napas pelan, "It's okay Kalela, sekalipun dia sekolah disini biarin aja. Anggap cowok brengsek itu debu tak kasat mata, lo cukup bersikap seolah lo gak kenal dia okay? Don't forget Kalela, semenjak kejadian di masa lalu lo udah memutuskan hubungan dengan dia ataupun mereka." ucap Kalela dengan manik menatap tajam cermin dihadapannya.

Kalela berkaca sambil merapikan rambut panjangnya, setelah itu Kalela keluar dari kamar mandi. Pikirannya yang masih tertuju pada cowok itu membuat Kalela sedikit tidak fokus saat berjalan di koridor yang cukup ramai manusia berlalu lalang.

Bruk!

Seseorang menabrak bahunya cukup keras. Disini bukan Kalela yang jatuh tapi cewek yang menabrak itu yang sekarang jatuh ke lantai dengan beberapa tumpukkan buku yang ikut jatuh berserakan.

"WHERE ARE YOUR EYES? DAMN IT! " bentak Kalela keras.

Mood-nya cukup buruk efek pertemuannya dengan cowok itu. So, siapapun yang membuatnya kesal sekarang maka Kalela tak segan untuk meluapkan emosi padanya.

Sedikit terkejut mendapat bentakan membuat cewek itu kesal sekaligus malu karena perhatian orang-orang di koridor sudah beralih menatapnya.

Setelah membereskan bukunya cewek itu berdiri dan menatap Kalela dengan nyalang, sejenak ia tersentak ketika melihat paras rupawan dari wajah Kalela.

"Gue minta maaf." ucap cewek itu tak ikhlas bahkan suaranya menyentak.

"Minta maafnya kok gitu?" Kalela bertanya santai.

"Gak bisa bicara lembut kah?" lanjutnya lagi.

"Maklum Kal, mentang-mentang dia wakil Osis di Kadingga jadi jaga image dong harus tetap sangar biar yang lain pada takut, wakil Osis kan harus tegas gak boleh menye-menye iya kan?" ucap Cantika yang tiba-tiba datang dengan Sayra. Kedua cewek itu berdiri di kedua sisinya. Entah darimana keduanya datang.

Sayra merangkul bahu Kalela dan mengajak berbisik namun sengaja suaranya dikeraskan, "Dia itu cewek belagu yang kalau kita bully selalu gagal, backingannya pak ketos cuy!" Sayra melirik cewek berpenampilan rapih itu dengan sinis.

"Yura, sekarang lo minta maaf sama Kalela dengan benar dan sopan!" ucap Cantika mengarahkan dagunya pada Kalela.

Cewek bernametag Yura itu mengepalkan tangannya, "Gue udah minta maaf tadi tapi dia aja yang membesarkan hal sepele kayak gini." ucap Yura berusaha tenang.

Yura benar-benar malas harus berurusan dengan ratu bully-nya Kadingga yaitu Cantika dan Sayra. Yang membuat heran, siapa Kalela ini, kenapa terlihat begitu dekat dengan kedua pembully itu.

"Mulai saat ini, dia Kalela adalah teman gue. Jadi siapa yang cari masalah sama Kalela juga berurusan sama gue." teriak Cantika membuat orang-orang di koridor yang daritadi menyaksikan bersorak heboh.

Kalela? Cewek dengan paras menawan itu mengangkat sebelah alisnya merasa tak terima dengan pernyataan Cantika. Apa-apaan ini, Kalela menerima permintaan pertemanan dari Cantika dan Sayra bukan berarti kedua cewek itu ikut mencampuri urusannya.

Kalela menatap Cantika dan Sayra dengan sinis, "Kalian berlagak sok banget mau jadi pahlawan kesiangan gue, sorry girls gue gak butuh dan gue bukan cewek lemah." ucap Kalela pelan namun sarkas dengan tatapan sinisnya.

Setelah itu Kalela melangkah pergi namun sebelum itu Kalela dengan sengaja menyenggol bahu cewek yang bernama Yura dengan keras hingga membuatnya hampir terjatuh jika tidak menahan keseimbangannya.

Kalela balik badan sambil menutup mulutnya dramatis, "Ups I am so sorry! Gak sengaja hehe." ucap Kalela lembut diakhiri kekehan lucu namun terdengar meledek.

"Gak salah gue jadiin lo teman." batin Cantika menyeringai puas menatap kepergian Kalela.

"Dia anak baru itu, cantik banget gilaaaa!"

"Kenapa orang secantik dia baru muncul sekarang? "

"OMG, dia siapa kok cantik banget? Inimah Tiffany aja lewat."

"Aaaa kak Kalela lucu, manis plus cantik banget, jadi ngefans deh."

"Kalela, itu nama dia kan? Awas aja gue aduin lo ke Savion." batin Yura dengan tangan mengepal menahan emosi. Hatinya panas mendengar rentetan pujian dari orang-orang untuk Kalela.

|•••|

"Kalela Lintang Jihana, XI IPA, pindahan dari Italia. Baru hari pertama masuk SMA Kadingga dia udah mencetak dua rekor sekaligus. Yang pertama rekor dengan catatan siswi baru yang telat ke sekolah tepat di hari pertama masuk dan kedua siswi baru dengan jam telat melampaui anak-anak berandal lainnya. Gira bro, setelat-telatnya anak berandal sini gak sampai berangkat sekolahnya mendekati jam istirahat juga."

"Dan kata orang-orang yang udah lihat langsung si Kalela tuh cantik pake banget, bahkan Tiffany sang primadona dan Queen beauty-nya Kadingga aja lewat, katanya."

Merasa tak ada jawaban dari lawan bicara membuat cowok dengan tubuh sedikit gempal itu berdecak kesal. "Savion lo dengar gue cerita gak sih, kok diam melulu?!" kesalnya pada cowok yang tengah duduk tegap membelakanginya.

Savion memutar kursinya menghadap cowok bertubuh sedikit gempal itu lalu menarik earphone dari telinganya.

Cowok bertubuh sedikit gempal itu menganga lebar, "Gue udah ngomong panjang kali lebar kali tinggi ditambah volume dan lo sendiri lagi pakai earphone? Gila jadi gue ngomong sendiri daritadi." kesalnya.

"Tau ah gue ngambek sama lo, pak ketos!" Cowok bertubuh sedikit gempal itu menghentakkan kaki dengan alay lalu keluar dari ruang Osis.

Savion geleng-geleng kepala menatap kepergiannya. Sebenarnya, telinganya memang terpasang earphone tapi setiap rangkaian kalimat yang diucapkan temannya tadi masih bisa di dengar dengan jelas. Tanpa sadar, cowok dengan blazer yang di rancang khsusus untuk ketua Osis itu meremas asal kertas di meja.

"Kalela Lintang Jihana, I really miss you My Little Queen." lirihnya sendu.

"Gak peduli sebenci apa lo ke gue sekarang, gue akan tetap berusaha di dekat lo dengan perasaan yang tetap sama kayak dulu." Savion menatap intens pada sebuah gelang hitam dengan bandul huruf K yang sedang melingkar indah di pergelangan tangannya.

Otaknya masih merekam jelas wajah rupawan gadis itu yang kini semakin berkali lipat lebih cantik dan manis, menawan, dan menggemaskan secara bersamaan di usianya yang sepantaran dengannya.

"Harusnya waktu kita bertemu tadi gue langsung peluk lo dengan erat tapi lo langsung lari, dan saat itu gue pun masih gak percaya kalau itu beneran lo, My Little Queen." gumamnya pelan, tangannya kini sibuk mengelus pelan bandul gelang itu.

"Kaizer, Romeo, Dirgala...apa mereka udah ketemu sama Kalela." Savion termenung dengan tatapan yang kini menajam, tiga nama itu adalah orang yang Savion benci.

Pick Me, My Kalela!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang