"Chapter 40"

524 47 5
                                    

"Eh sayang kita ke taman belakang yuk" ucap Regan

"Dih, sayang sayang, pala lo sayang" ketus Devi

"Kan kita udah jadian, jadi nggk papa dong panggil kamu 'sayang'." Ucap Regan narsis

"Idih, najis" umpat Devi

"Lagian sejak kapan kita pacaran, lagi pula pacar gw itu cuma satu, dan orang itu tak lain tak bukan adalah AFAN, AHMAD AFAN KHADAFI, ingat itu!" Lanjut Devi

"Ya nanti klo kamu udah putus sama dia, kan kamu jadi pacarku" ucap Regan

"Amit amit" umpat Devi

"Ay-"

"Assalamualaikum" ucap seorang pasangan paruh baya

"Wa'alaikumsalam" balas semuanya

Afan dan Devi pun segera menyalimi tangan papi Aan dan mami Farhana. Kemudian papi Aan duduk di single sofa, sedangkan mami Farhana duduk di sebelah Devi, dan Regan tetap pada posisi nya, berdiri di samping kiri papi nya.

"Apa kabar mi, Pi?" Tanya Afan

"Alhamdulillah baik" ucap kedua nya

"Kamu sendiri gimana nak?" Tanya mami

"Alhamdulillah, Afan baik mi" jawab Afan

"Maaf ya, mi... pi... Afan jarang main kesini, karna Afan sibuk--"

"Sibuk ngurusin cafe kan, iya gapapa kok, tapi lain kali harus sering sering jenguk in mami papi" potong papi Aan

"Iya pih...." Ucap Afan

"Oh iya, ini kita bawa in buah tangan buat om sama Tante" ucap Devi sembari menyerahkan buah tangan itu ke arah mami Farhana.

"Makasih ya nak" ucap mami Farhana

Dan dibalas anggukan oleh Afan dan Devi.

"Permisi pak, buk, den, non, ini bibi bawain cemilan sama minuman" ucap art itu sambil menyediakan nya.

"Makasih ya bi"

"Sama sama buk, kalau begitu bibi pamit, permisi"

"Mami pamit mau ganti dulu ya" ucap mami Farhana

"Papi juga" ucap papi Aan

Setelah kepergian orang tua Afan, Regan pun mulai bicara kembali.

"Sayang, ketaman belakang yuk" ajak Regan

"Dih, apaan sayang sayang, gw bukan pacar lo, and nama gw DEVI, panggil gw DEVI bukan SAYANG!" ketus Devi sambil menekan ucapan nya di 3 kata terakhir

"Ya terserah gw dong, mau manggil lo pake sebutan apa, mau sayang kek, beb kek, mulut mulut gw, bukan mulut lo" ucap Regan

"Ya udah, berarti gw boleh dong panggil lo 'perebut'."

"Kok 'perebut'?"

"Iya, lo kan perebut, perebut orang tua Afan" ucap Devi

"APA LO BILANG!" Regan meninggi kan suara nya.

"Udah udah yank, orang kek dia mah nggk usah di ladenin yang ada malah tambah ribet, udah biarin aja" ucap Afan melerai

"Tapi sayang, aku nggk suka dipanggil kayak gitu sama dia, aku nggk suka tau" ucap Devi sambil memanyunkan bibir nya

Afan yang terlanjur gemas, kedua tangan nya terangkat untuk mencubit pelan pipi Devi.

"Aww, sakitt tau" ucap Devi sambil menepis tangan Afan dari pipi nya

LOVE DEFANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang