008 - Hibiscus & Kusuma

296 48 84
                                    

Boy tidak stres, namun Halilintar mengalami setres maximal karena kedatangan member baru yang entah berantah asal-usulnya.

Bagi Halilintar, yang cukup normal di kostan hanyalah Frostfire, Sopan, dan Gempa. Sisanya bloon dan kelakuannya mampu membuat seorang Halilintar merasa ingin kayang sejenak.

Namun tentu saja ia tak akan melakukannya, ia bisa patah tulang karenanya.

Dan kali ini, Halilintar mendapatkan entah kabar buruk ataupun kabar baik dari Boy. Bagi Boy, ini tentu adalah kabar baik. Namun bagi Halilintar, ini adalah kabar buruk yang mampu membuatnya menjadi di usia muda.

Tapi setidaknya ia punya genetika awet muda dari ibunya. Bersyukur sekali dirinya.

"Oh, jadi Bang Boy bilang bakalan ada membar lagi? Tumben." Tanya Frostfire yang pertama kali menanggapi kabar kedatangan membar dengan pertanyaan. Sementara yang lainnya menanggapi dengan kalimat-kalimat lainnya.

Halilintar mengedikkan bahunya, lalu meletakkan gelas kopinya di meja makan. Ia menatap kepada seluruh member kostan dan kemudian menatap kalender.

"Besok bayar bulanan–"

"NOOO!!!"

Halilintar langsung saja menoleh kepada mereka yang langsung berteriak sengsara itu. Ia menatap heran kepada mereka, yang jelas sekali adalah Taufan dan Gentar.

"Padahal gue belum dapet duit dari projek gue..." Gumam Taufan suram, sembari meletakkan kepalanya di meja makan dengan malas. Bersamaan dengan Gentar yang menangis imajiner di sisi lain meja.

"Nooo... Gue gak mau bayar! Drone gue belum lo ganti Bang dari beberapa waktu yang lalu!" Dumel Gentar sembari memakan makanannya dengan lahap. Karena menurut Frostfire, mereka tak akan merasakan masakannya ketika Frostfire sudah mulai mengerjakan skripsi.

Meski masih sangat jauh hari sih.

Halilintar hanya menatap mereka datar, sementara yang lain masih menikmati makanan mereka masing-masing.

"Lihatlah, dua hamba Tuhan yang tengah berkicau ini~" Monolog Sopan yang langsung saja memicu rasa sakit hari dari Taufan dan Gentar. Ayolah, kenapa mulut Sopan itu benar-benar keramat sekali?

"Udahlah, Sopan. Nggak usah kompor." Ucap Halilintar mutlak yang membuat Sopan tersenyum kicep.

"Bang Hali, kalau tunai nggak papa kan? Aku lagi nggak ada uang di rekening, eheh." Tanya Gempa sopan yang diangguki oleh Halilintar. Lagipula, siapa yang melarang pembayaran tunai? Bayar awal masuk saja dengan tunai.

"Okay, makasih ya Bang!"

"Oh ya, sama–"

Ting, tong.

Ucapan Halilintar terpaksa berhenti karena ulah bel yang tiba-tiba saja berbunyi. Seketika itu pula, seluruh anggota kostan terhenti kegiatannya. Mereka langsung saja bertatapan, melakukan voting tanpa suara.

Dan tatapan mereka semua jatuh ke member terbaru kostan ini. Alias,

"Oke, oke, fine. Gue yang buka." Ucap Gentar pasrah kemudian berjalan menuju pintu untuk membuka gerbang depan. Meninggalkan orang-orang yang sesat di meja makan menertawakan derita Gentar.

Tentu kalian tahu siapa yang menertawakannya.

Sementara itu, Gentar tengah berjalan santai membuka pintu depan. Lalu berjalan keluar dan menemukan seorang pemuda yang mirip Gempa secara aura. Namun mirip Sopan sekilas.

Gentar mengernyit, namun kemudian mengesampingkan pikirannya dan menghampiri orang itu. Lalu membuka gerbang depan.

"Cari siapa ya?" Tanya Gentar penasaran dan mencoba sok santun. Meski aslinya slengean dan nggak pernah jelas tingkah laku dan ucapannya. Namun ia memaksakan diri untuk terlihat normal kali ini.

Kost-kostan PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang