025 - Memasak Ala Ale

206 43 59
                                    

Di suatu pagi yang cerah, tiada hujan dan tiada angin, tiba-tiba saja Taufan muncul dengan wajah cerianya di hadapan Gempa dan Halilintar yang tengah ngopi. Kenapa ia begitu?

"Ngapa wajah lo kek orang nemu emas di sepatu anjir?" Tanya Halilintar setengah heran setengah speechless degan Taufan dan segala keunikannya. Udah capek sama anak-anak kostan, maklum.

"Gue barusan nemu video di YuChu, bagus banget." Ucap si pecinta estetika itu dengan senyum yang teramat lebar. Sembari menunjukkan sebuah video berisikan tiga saudara kembar yang melakukan semacam challenge.

"Itu... Challenge, ya?" Tanya Gempa memastikan yang dijawab dengan anggukan penuh semangat oleh Taufan.

"Iya! Ayo buat video gitu. Jadi ntar kita masak, tapi ada challengenya. Ntar ada yang jadi deaf, ada yang blind, sama ada yang mute. Tinggal pilih aja."

Gempa menganggukkan kepalanya paham. Sementara Halilintar hanya mengedikkan bahunya tak peduli. Mau nolak niatnya, tapi ntar si Taufan gedor-gedor pintu kamarnya kayak orang gila. Kan ga lucu.

"Yok, roulette siapa yang deaf, yang blind, sama yang mute." Ucap Taufan sembari mengulurkan tiga gulungan kertas kecil. Pasti di sana ada tulisannya masing-masing, sudah tertebak.

Dan karena mereka berdua tak punya pilihan lain... Ya, ya udah nurut aja. Daripada nangis kejer terus kabur dari kostan. Terus mereka diamuk massal sama Boy, kan.

- After the random pick... -

"Emem em!! Em em, em em em em em– mfph!"

"Hari ini Taufan ngadain challenge masak bertiga tapi deaf, mute, and blind. Enjoy to the video." Ucap Halilintar memotong setiap gumaman Taufan yang tak jelas. Karena mulutnya tertutup oleh lakban.

Ada Gempa yang berdiri sembari melambaikan tangan di ujung dapur. Matanya tertutup penutup mata yang biasanya digunakan saat tidur. Tertebak milik Solar karena terlihat mehong.

Ada Halilintar yang menggunakan headphone kesayangannya. Mungkin mendengarkan lagu, mungkin juga tengah melakukan aktivitas lain dengan headphone miliknya itu. Yang pasti ia tak mendengar suara apapun di sekitarnya.

Dan... Yah, Taufan yang menjadi bisu.

Kenapa Taufan yang bisu? Soalnya kalau dia yang blind, atau deaf, ntar takutnya bakar dapur. Kayak dulu.

"Oke, mau masak apa, Gem?" Tanya Halilintar kepada Gempa. Karena Taufan tak akan bisa diajak berkomunikasi. Makanya, nimbrung bang.

"Eeng... Itu aja, yang gampang. Yang kita bertiga bisa masak." Ucap Gempa dengan senyum tipis. Ia menghadap pada–

"Gem, kita di belakang lo. Yang di depan lo mah kulkas." Ucap Halilintar speechless. Taufan juga speechless, karena dia cosplay jadi mute. Aslinya mah volume jebol.

"Oh? Iya kah?" Tanya Gempa sembari berputar, setidaknya sampai ia merasa bahwa ia sudah berputar sebesar 180°. Walau nyatanya...

"Gem, lo muternya kebanyakan..." Ucap Halilintar sekali lagi dengan perasaan pasrah. Sementara Taufan tengah menahan ngakak yang bahkan tak kunjung bisa dikeluarkan.

"Ah, maaf!!"

- A few minutes later... -

"Heh angin biru! Kejunya terakhir kocaak!" Seru Halilintar tak terima karena Taufan memberikan parutan keju bahkan sebelum makanannya selesai. Dia muak. Mana bisa dikasih keju pertama!?

Kost-kostan PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang