Malam damai yang jarang terjadi di kostan kini terjadi. Dengan member yang mendekati lengkap, hanya minus Supra saja. Dan entah atas kebetulan apa, Boboiboy datang pada mereka dengan alasan ia kekurangan bahan pangan.
"Melarat. Tampang doang lo kaya."
Itulah yang dikatakan Hali ketika Boy mengutarakan niatnya mengunjungi kostan. Cukup menusuk hati kecil nan mungil milik Boboiboy. Meskipun tidak sepenuhnya menusuk, karena ia sudah punya ilmu kebal.
Mereka semua kini makan dengan tenang di meja makan. Sebenarnya hanya mengemil saja, beberapa tampak fokus pada komputer atau ponsel, atau bahkan permainan papan mereka. Misal saja Blaze, Thorn, Sori, dan Sopan yang bermain monopoli.
"Jiakh! Gue dapet lagi! Lo semua bayar gue 10.000!" Seru Blaze ketika ia lagi-lagi mendapatkan keberuntungan tak terduga. Yang mana keberuntungan itu adalah kesialan bagi Thorn, Sori, dan Sopan.
"Sepertinya ada yang salah tentang permainan ini. Lebih baik jikalau permainan ini kita bakar saja." Sopan menatap tajam pada papan permainan dengan senyum kelam. Seperti biasanya.
"Itu ide yang bagus, pasti bakalan lebih bagus kalau misal ditambah adanya pertumpahan darah."
"Sori nggak nolak ide itu."
Frostfire yang saat itu tengah mencuci piring seketika merinding sendiri membayangkan apapun yang akan terjadi di kost ini jika mereka benar-benar melakukannya. Ah, kenapa tiga sejoli psikopat itu ada di sini sih?
"Nggak usah aneh-aneh lo pada, segala kegiatan di kostan pusatnya di gue." Ucap Halilintar tegas, sekaligus menegaskan posisinya untuk yang kesekian kalinya. Dengan tambahan Boy yang tengah mencoba memakan Halilintar sebagai background.
Tapi nggak jadi, soalnya Hali udah lihat duluan.
"Main monopoli yuk Bang Alin, Bang Boy!" Ajak Blaze dengan tatapan berbinar. Pasti kedua manusia kuno itu tidak paham bagaimana monopoli berjalan, bukan?
"Gue juga mau main dong, penasaran."
"Oh, Solar lo mau juga? Yok, kita berempat main. Gue ambil yang merah, Solar yang kuning, Bang Boy yang hijau, terus yang biru buat Bang Hali." Ucap Blaze membagi bidak dan menatap ulang papan permainan.
Mereka bertiga yang penasaran itu menunggu dengan sabar. Mengabaikan trio psikopat yang memperhatikan cara Blaze menyusun papan. Glacier dan Ice yang menonton sembari memakan camilan. Serta Gempa dan Frostfire yang disibukkan dengan cucian piring yang menumpuk.
"Hih, andai aja gue nggak ada tugas... Udah pasti gue bakalan jadi Raja Monopoli." Gumam Taufan acuh tak acuh. Mentang-mentang dia adalah satu-satunya yang tengah mengerjakan proyek di sini, ia jadi dikucilkan.
"Siapa suruh nugas di meja makan." Halilintar berkata singkat, padat, dan jelas. Serta menusuk hati Taufan yang selembut baja.
"Eh, lo tuh lagi moody apa gimana sih, anjer? Daritadi omongan lu nusuk bener, kek belati, aseem." Kritik Boy yang merasa aneh dengan ucapan Hali yang pedas, tajam, dan menyakitkan. Emangnya Hali ada masa PMS?
"Gue nggak ngomong ke lo, saran gue lo berdiri disamping Mecha biarkan tahu bedanya antara anak emas asli sama anak emas gadungan."
Jleb.
"Iya, iya... Gue diem, gue diem."
"Udah! Yok main! Gue bakalan kalahin kalian semua soalnya gue pro!"
...
"Kok gue kalah telak sih..."
Blaze menatap muram pada uang dan saham miliknya yang habis dibeli oleh ketiga orang itu. Yang banyak menang adalah Solar, karena memainkan hal seperti ini adalah keseharian Solar. Semoga saja ia tidak korupsi, ups.
![](https://img.wattpad.com/cover/371996296-288-k690909.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost-kostan Pelangi
FanficKamu lelah? Mari aku kenalkan pada Kost Pelangi agar hidupmu tambah lelah dan semakin suram! Penasaran dengan bagaimana kehidupan warga kostan laki-laki yang entah masih bisa disebut kostan ini atau tidak? Baca dong! . . . Kost-kostan Pelangi Ori...