27. Prahara Kalung Inisial A

6 1 0
                                    

Beberapa menit setelahnya para tamu dikumpulkan kembali lalu dititah mengambil sebuah kertas bertuliskan nomor yang akan menjadi penentu siapa pasangan dansa malam ini. Tria sudah menyiapkan hadiah bagi pemenang dalam dansa chemistry paling bagus.

Suasana kian heboh saat para tamu membuka kertas tersebut bersama-sama dan mulai mencari siapa partner dansa mereka. Sebagian berpekik kesenangan karena mendapat pasangan sesuai dengan siapa yang mereka inginkan, sebagian pula ada yang tak menerima pasangan dansanya.

Rema menghela napas lega ketika mendapati nomornya sama dengan Akbar. "Untung gue sama lo, Bar. Kan jadi enak kalo nanti setor cerita ke pacar gue."

Akbar sendiri hanya tersenyum simpul, matanya menatap Dea yang masih kebingungan mencari pasangannya. "Dea sama siapa, Rem?" Rema mengidikkan bahu tanda tak tahu.

Dea masih bingung mencari siapa pasangan dansanya lantaran yang lain sudah mendapatkan pasangan masing-masing. Hanya dia yang belum menemukan pasangan saja, dilihat sekali lagi angka 2 yang tertulis di kertas tersebut. Dirinya sudah mengelilingi mencari pasangannya, namun tak kunjung dapat.

"Apa Tria sengaja cuma nulis angka 2 buat gue doang," tuduh Dea mendengus sebal.

Sebuah kertas tertera angka 2 tiba-tiba muncul didepan wajahnya membuatnya berhenti menuduh Tria. Dia melebarkan matanya ketika bau parfum sangat familiar baginya terendus masuk hidung.

"Lo pasangan dansa gue, De."

Bisikan itu langsung membuat Dea memundurkan wajahnya ketika Fikri melingkarkan tangannya di lehernya juga wajahnya yang berdekatan dengannya, hampir saling menyentuh membuat napasnya tercekat sesaat.

Fikri membalikkan tubuh mungil gadis itu saat alunan lagu mulai diputar. Dea yang tak siap tubuhnya diputar pun sontak menahan bobot tubuhnya dengan meraih leher pria itu. Suasana romantis tercipta di segala penjuru taman rumah megah milik Tria.

Semua pasangan mencoba berdansa sebaik mungkin agar mendapatkan hadiah yang disiapkan Tria. Meski sebagian dari mereka tak menyukai pasangan dansanya.

Dengan kecanggungan, Fikri dan Dea mencoba mengikuti gerakan yang dibuat oleh orang-orang. Fikri melangkah kaki mundur, sementara Dea maju dengan lengan Fikri di pinggang ramping Dea serta lengan gadis itu berada di bahu Fikri. Satu tangan keduanya berpegangan erat layaknya sepasang kekasih yang tengah dimabuk asmara.

Ketika Fikri mengeratkan genggaman, sontak Dea melonggarkan genggaman tangan mereka karena teringat pacar barunya yang sejak pagi belum juga membalas pesannya.

Fikri menyerngit heran. Setidak maukah Dea di genggam olehnya?

"Gue punya pacar kali," ucap Dea.

"Baru pacar bukan suami," jawab Fikri enteng.

Dea hanya menyunggingkan senyuman. Matanya terpejam menikmati setiap gerakan yang dibuat keduanya setelah berhasil menyesuaikan alunan lagu yang amat menenangkan. Kejadian tak terduga kembali terjadi malam ini bersama pria itu.

Mata Dea tak sengaja mendapati siluet tubuh seseorang di salah satu ruang rumah Tria di lantai dua. Siluet dua orang berbeda gender itu sangat kentara jelas keduanya tengah melakukan dansa.

"Itu Tria?" tanya Dea.

Fikri ikut menatap ke arah yang ditunjuk oleh Dea dengan tatapan sulit diartikan. "Maybe." Beralih pada netra Dea yang terpejam, ada banyak kata yang ingin dia sampaikan. Kata maaf, kata terima kasih, juga kisah masa lalu yang akan menjadi momok kehancuran hubungan antaranya dengan Dea.

"Cantik."

Mata Dea sontak terbuka. Hatinya bergemuruh mendengar pujian tanpa ragu dari mulut pria itu.

Youth Of June (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang