SEVEN | INI MULA NYA

2.7K 339 61
                                    

selamat malam bunda"

***

Bunyinya suara kicauan burung, membuat sebagian orang sedikit terganggu karena suara tersebut. Salah satu nya seorang Wanita yang pagi itu masih lelap tertidur.

Dirinya mengerjapkan mata, pantulan sinar matahari membuat dirinya sedikit sulit untuk membuka mata dengan sempurna.

Saat itu dirinya masih merasakan adanya lingkaran tangan di pinggangnya. Dikarenakan hal tersebut, membuat ia segera menoleh ke belakang.

Terlihat Rakha yang masih terlelap tidur, Mala mengernyit heran, tumben sekali lelaki ini masih tertidur? toh biasanya ia selalu membangunkan dirinya ketika kesiangan.

Mala membuka matanya dengan sempurna, ia menghela nafas panjang kemudian menatap lekat-lekat pada lelaki yang masih tertidur.

"Tumben?"

Disaat itu juga, Rakha tiba-tiba saja menggeliat dan bibirnya terlihat menggigil. Hal itu membuat Mala mengernyit kebingungan.

Wanita itu hendak membangunkannya, tangannya terangkat untuk menepuk-nepuk pipi lelaki itu. Tetapi disaat Mala hendak memanggil, ia merasa tubuh Rakha yang hangat. Apakah lelaki ini sakit?

"Rakha?" panggil Mala sembari menepuk pelan pipi Rakha.

Merasa tak ada jawaban, punggung tangan Mala beralih untuk memegang dahi pria itu.

"Demam, lagi?"

Mala terdiam sejenak, menatap lelaki itu yang masih tertidur dengan bibir yang sedikit menggigil.

Jika dipikir-pikir, wajar saja Rakha saat ini kembali sakit. Lelaki itu kemarin tak menyuap makanan berat sama sekali, terlebih semalam yang terus menerus membujuk Mala untuk memaafkannya.

Ada perasaan merasa bersalah saat itu, Mala benar-benar tak tega pada pria ini. Apakah ini semua kesalahan dirinya?

Wanita itu melepas pelukan Rakha yang masih setia pada dirinya, kemudian ia beranjak dari kasur dan menyelimuti tubuh Rakha sebelum dirinya berlalu pergi.

Mala meninggalkan area kamar, dirinya menuruni anak tangga untuk membereskan seisi rumahnya yang sedikit berantakan, setelah itu dirinya pergi menuju dapur.

Ia membuatkan bubur untuk Rakha, meski ini baru pertamakali bagi Mala membuat resep tersebut. Ia berharap rasanya tak mengecewakan.

Hampir setengah jam dirinya berada di dapur, hingga akhirnya bubur yang telah Mala buat kini selesai dan siap untuk diberikan kepada Rakha.

Wanita itu kembali menuju kamarnya, dengan membawa nampan berisi bubur dan segelas air putih. Mala juga menambahkan beberapa obat-obatan yang ada pada stok obat di rumahnya.

Ceklek

Terlihat Pria itu masih lelap tertidur, sejujurnya Mala tak tega untuk membangunkan atau menganggu kepulasan tidurnya Rakha. Tapi, bagaimana lagi? kondisi lelaki itu sedang tidak baik.

"Rakha, bangun.."

Tak ada jawaban.

Mala menghela nafas pendek, kemudian ia berjongkok dan satu tangannya terangkat untuk mengusap kepala lelaki itu.

"Rakha,"

Merasa sapuan lembut di keningnya, membuat Rakha kali ini terbangun. dirinya membuka mata dan mulai menoleh ke arah sumber suara.

"Bangun dulu, nanti istirahat lagi." ujar Mala.

Rakha sedikit menyipitkan matanya, "mata kamu.."

"Kamu Demam lagi, gak baik kalau telat sarapan." sambung Mala tanpa mau mendengar lanjutan ucapan Rakha.

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang