ONLY YOU

NINE | SEDIKIT SEMBUH

hai👋🏻
semangat! itu aja.

HAPPY READING, HOPE YOU LIKE!

***

Huft

Helaan nafas panjang dari seorang Wanita yang saat itu tengah termenung sendirian. Sudah beberapa menit ini ia duduk disana, entah apa yang sedang ia pikirkan.

Ia melirik jam di ponselnya, setelah itu melihat ke atas yang dimana suasana sudah menjelang gelap. Merasa sudah mau malam, ia beranjak dari kursi dan berlalu pergi meninggalkan tempat tersebut.

Ketika dirinya keluar dari taman sana, langkahnya terhenti dan pandangannya terjatuh pada sepasang keluarga kecil yang sedang asyik bercanda tawa.

"Bunaaaa! tolong Zela mau di kejal papa!"

"Astaghfirullah.. jangan lari-lari nanti jatoh!"

HAHAHAHA

Senyum Mala sedikit terangkat melihatnya, dirinya ikut merasa bahagia melihat momen manis itu.

"Apa bisa? salah satu harapan yang ini, terwujud?" batin Mala.

Teringat dengan keadaan, ia menghela nafas lesu dan raut wajah yang berubah drastis.

'Aku capek, butuh asupan.'

'Kapan aku bilang gitu? hm?'

'Jangan bangunin singa yang lagi tidur.'

'Berani memulai, harus siap mengakhiri.'

'Kamu belum selesai datang bulan?'

'Bercanda sayang..'

Benar-benar sangat dirindukan. 2 hari rasanya seperti satu tahun. Jika dipikir-pikir, sampai kapan hubungannya seperti ini? kapan berakhir?

"Kangen sayang.. bahkan kamu dari kemaren gak ada ngasih kabar sama sekali." gurau Mala dengan perasaan yang penuh jenuh.

Sebuah tangan mungil yang tiba-tiba saja berada di hadapan Mala, dengan membawa setangkai bunga yang ia sodorkan pada Mala.

Mala cukup terkejut melihatnya, ia melihat adanya seorang Anak yang sempat ia lihat bersama keluarganya tadi.

Anak itu tersenyum, "ini untuk Aunty,"

"Hah?"

"Ambil aja, gapapa."

Mala menoleh pada arah sumber suara, dimana terlihat sepasang Suami Istri tersenyum pada dirinya.

Mala kembali menoleh pada Anak itu, ia masih memasangkan senyumnya. Mala ikut tersenyum, kemudian dirinya berjongkok dan menerima bunga tersebut.

"Terimakasih.."

"Aunty nda boleh cedih, kenapa Aunty cedih?" tanya Anak itu.

Mala tersenyum mendengarnya, ia menggeleng kecil. "gapapa."

"Kata Buna, kalau kita cedih ntal canti'nya hilang. Jadi, jangan cedih-cedih lagi ya.."