FOURTEEN | SUASANA YANG TENANG

2.8K 347 61
                                    

selamat malam😻
telat dikit gak ngaruh

ENJOY, HAPPY READING!

***

Pagi hari yang disambut dengan rintikan hujan, membuat semua orang malas untuk berkegiatan. Seperti sepasang kekasih ini, yang masih dalam pelukan hangat tak tau tempat.

"Kamu gak kuliah?"

Mala menggeleng, "masih pagi, hujan pula. Enakan begini." Ucap nya sambil memeluk erat tubuh Rakha.

Rakha terkekeh kecil, "sama siapa?"

"Sendiri."

"Gak mau dianter aja? aku suruh Ilyas buat anter kamu." Ujar Rakha.

Mala menggeleng. "gak perlu, aku bisa kok sendiri. Lagi pula, aku gak mau ngerepotin orang lain."

"Yakin sendiri? aku khawatir kayak kemaren, apalagi kamu sekarang lagi hamil."

"Iya sayang, aku bisa kok sendiri."

"Hati-hati ya, kalau udah pulang jangan main-main gak jelas."

Mala mengangguk. "Siap Pak!"

Rakha menghela nafas panjang, tangannya masih setia dengan mengusap lembut kepala wanita itu.

"Aku minta maaf ya?"

Mala mengernyit, "soal?"

"Kemaren sore."

Dirinya membuang nafas melas. "Gak perlu dibahas, aku gak mau inget hal itu lagi."

"Tapi kamu perlu tau, biar gak ada salah paham."

Mala menghela nafas pasrah, kemudian ia mengangguk saja.

"Lain kali jangan salah paham ya, cari tau yang sebenarnya dulu."

"Bukannya salah paham, tapi apa yang aku liat itu nyata. Dan bikin aku langsung percaya kalau hal itu terjadi." Ujar Mala.

"Aku sama dia gak ada hubungan apa-apa sama sekali, kemaren dia mau ambil minum ke dapur, tapi aku denger suara pecahan gelas, yang ngebuat aku harus cek kesana."

"Waktu aku cek, aku liat gelas pecah, dan temen kamu yang ngeluh pusing karena gak kuat jalan. Dia minta tolong aku, dan aku juga mikir lagi waktu mau nolong, aku ke inget kamu, aku bener-bener takut sama kamu."

"Kalau takut, kenapa kamu masih berani tolong dia?" celoteh Mala yang masih merasa tak terima.

"Bukannya kamu bilang harus tolongin dia kalau perlu apa-apa?" Ulang Rakha.

"Ya kan aku bilang cuman sekedar tolong, bukan lebih dari itu!" ketus nya.

"Iya sayang, aku inget. Aku juga cuman sekedar tolongin aja, aku bantu dia ke kamar."

Mendengar kata akhiran itu, membuat dada Mala seketika sesak untuk mendengar. Jika diingat-ingat, memang sangat menjijikkan.

"Waktu aku mau keluar, dia cegah. Aku gak tau dia bohong atau emang bener ada sesuatu di telinga aku, aku gak tau." Jujur Rakha.

Mala mendongak, beralih untuk melihat pada telinga Lelaki itu.

"Gak ada apa-apa kok, bohong dia!"

Rakha terkekeh kecil, "kemaren sayang.."

"Ada apa? sesuatu apa yang bikin dia harus ambil? aku juga bisa kok ambil." Serobot Mala.

Rakha tersenyum, kemudian ia menarik wanita itu kedalam pelukannya dan mengecup-ngecup keningnya. Setelah itu dirinya beralih untuk mengusap perut Mala.

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang