TWENTYEIGHT | IMPIAN YANG TERWUJUD

1.6K 287 27
                                    

Ucapan Mala terhenti seketika disaat Rakha yang tiba-tiba saja menarik wanita itu kedalam dekapannya.

"Bisa tenang dulu? Kasih waktu aku buat jelasin semuanya sayang.."

Mala berdecak kesal, ia mulai memberontak untuk berusaha melepaskan dekapan lelaki itu.

"Rakha lepas! Kamu kenapa sih nekat banget!?" Sentak Mala.

"Kenapa sih marah-marah mulu?"

"Orang marah juga kan ada sebabnya, gak mungkin kalau--"

"Mentang-mentang cantik, emang perempuan cantik boleh marah-marah?"

Ucapan Mala terpotong sekaligus terdiam seketika disaat mendengar ucapan itu, raut wajahnya yang awalnya menatap sebal, justru mulai berubah menjadi tercengang.

"Udah cantik, baik, pengertian, emang boleh se-marah itu?"

Blush

Ini sungguh membuat hati nya langsung terpanah, rasanya ingin terbang hanya mendengar beberapa kata pujian ini saja, Mala menahan senyumannya.

Rakha terkekeh kecil melihatnya, ia tau betul jika Mala tengah menahan rasa salah tingkah nya. Tapi tak lama dari itu, Mala kembali teringat fakta.

"Apa sih!? Lepasin!" Sentak nya kembali.

"Jangan gampang ke hasut, dengerin penjelasan yang sebenarnya dulu."

"Apalagi yang mau dijelasin? Orang semua nya udah jelas, dia juga udah bongkar semua kebusukan kamu." Tekan Mala.

"Oh ya? Apa dia bilang?" Tak ada rasa kepanikan pada lelaki itu, justru semakin menyudutkan pada kekasihnya.

"Lepas Rakha!"

"Kasih tau dulu, dia bilang apa tentang aku?"

"Banyak! Kalau aja kamu jujur sama aku, aku masih bisa maafin kamu."

Mendengar itu, sontak Rakha dibuat mengernyit bingung, apa maksudnya? Kejujuran apa yang tak ia sampaikan pada wanita ini?

"Jujur?" Ulang Rakha.

"Ck!"

Mala terus berusaha melepaskan pelukan lelaki itu, hingga akhirnya berhasil terlepas, karena Rakha yang tidak terlalu menahannya, pikirannya mulai bertanya-tanya dengan ujaran Mala tadi.

"Maksud kamu apa? Jujur soal apa?"

Mala tak langsung menjawab, ia menghela nafas panjang terlebih dahulu sambil menatap kesal pada lelaki itu, yang beberapa saat kemudian mengalihkan pandangannya.

"Kamu pernah ketemu sama dia kan, tanpa sepengetahuan aku?"

Deg!

"Aku bela-belain mempermalukan orang lain demi kamu, perempuan-perempuan yang berusaha deketin kamu aku jahatin, gak perduli siapa yang liat, se-takut itu aku kehilangan kamu Rakha."

"Tapi justru kenapa kamu seakan-akan anggap semua masalah ini kecil? Aku tau kamu bahagia karena dibela, aku tau kamu ngerasa aman karena semua aku yang lawan,"

"Permintaan maaf dari kamu mana yang aku tolak? Semua selalu aku maafin dan kasih kamu kesempatan, aku selalu yakin kalau kamu bisa perbaikin semuanya. Tapi, dugaan aku salah besar?"

"Sikap kamu ke aku emang gak pernah salah, kamu juga jarang marahin aku dengan cara ngebentak, selalu nasehatin dengan baik. Yang paling aku gak suka, kenapa kamu terus-terusan ngulang dan bikin kesalahan yang bagi aku besar tapi kamu anggap sepele?"

"Kamu pernah bilang, diantara kita gak boleh ada yang di tutup-tutupin, harus terbuka satu sama lain, gak boleh mendem sesuatu yang bikin nambah beban pikiran."

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang