SIXTEEN | LUKA YANG MEMBEKAS

2.4K 332 54
                                    

halooo
mending lah ya, ga lama" amat

HAPPY READING!

***

Siang ini, Mala sudah diperbolehkan untuk pulang. Dan kini Rakha tengah menuntun wanita itu untuk berjalan keluar, karena masih sedikit sulit untuk Mala berjalan normal kembali.

Ceklek

"Itu suara bayi kan?"

Keduanya menoleh pada sumber suara, melihat sekumpulan keluarga yang sepertinya tengah menunggu dari luar. Dan saat itu juga, seorang Dokter keluar dari ruangan tersebut.

"Dok, bagaimana? Apakah sudah lahir?"

"Alhamdulillah. Proses lahirannya berjalan dengan lancar, bayi nya perempuan."

Semuanya langsung mengucap syukur disana, bersujud dan berterimakasih banyak penuh doa.

Berbeda dengan perasaan seorang Mala yang mendengar itu, hati nya kembali sakit, teringat jika dirinya baru saja mengalami musibah.

Mala melepas rangkulan Rakha, dirinya berlalu dari sana lebih dulu meninggalkan Rakha yang sempat terdiam dan terkejut ditempat.

Rakha menghela nafas panjang, ia tau apa yang Mala rasakan saat itu. Dirinya langsung ikut berlalu pergi untuk menyusul kekasihnya.

Wanita itu sudah masuk lebih dulu kedalam mobil, pandangan yang mengarah ke jendela sambil termenung dengan banyaknya pikiran.

Rakha masuk kedalam mobil, ia melihat Mala yang tengah termenung sambil menatap ke arah jendela. Karena tak mau menganggu nya, akhirnya Rakha memaklumi saja, ia langsung menyalakan mobilnya dan segera pergi menuju rumah.

Sampainya dirumah, Mala langsung keluar dari mobil lebih dulu, dirinya segera membuka pintu rumah dan masuk kedalam begitu saja.

Masih disusul dengan Rakha, laki-laki itu sudah paham jika akan seperti ini, Rakha juga tak tau kedepannya akan bagaimana jika terus-terusan begini.

Ceklek

Terdengar suara isakan tangis, wanita itu tengah duduk ditepi kasur sambil menangis dengan menutupi wajahnya. Segera Rakha menghampirinya.

Ia langsung menarik pelan kedalam pelukannya, mencoba menenangkan agar tidak semakin menangis.

"Jangan nangis lagi, aku gak bisa liat kamu begini." Ujar Rakha.

"Kamu liat kan tadi? Gimana bahagianya mereka waktu tau kalau yang ditunggu-tunggu udah hadir." Ucap Mala.

Rakha terdiam mendengarnya, terdiam dengan tangan yang masih mengusap kepala wanita itu.

"Kamu bayangin kalau mereka itu Ayah, Bunda, Papa, Mama dan keluarga kita yang lain. Aku ngerasa bikin mereka kecewa, mereka yang udah keliatan bahagia banget waktu tau kabar baik aku kemaren. Tapi--.. Justru aku gagal.."

"Gimana kalau mereka marah sama aku? Bilang kalau aku pembunuh, aku belum bisa jadi calon ibu yang baik, gak bisa jaga diri, aku--"

"Sstt.. hey, siapa yang bakal bilang gitu?" potong Rakha.

"Gak akan mungkin ada yang bilang gitu sama kamu, sekali lagi aku tegasin, kamu gak gagal dan ini bukan salah kamu, ini semua ujian sayang.."

"Tapi kenapa seberat ini? Aku gabisa.."

"Belum waktunya, kita masih punya harapan. Dan kamu gak boleh berhenti di titik ini, perjalanan kita masih panjang sayang.. rencana Tuhan lebih baik."

Rakha kembali menarik wanita itu kedalam pelukannya, mengusapnya untuk menenangkan, dan mengecup kening nya lamat-lamat.

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang