Febri berlari kecil dengan riang menuju kaca besar pembatas balkon. Pemandangan gedung-gedung tinggi juga jalanan kota langsung tersuguhkan dengan jelas. Berkali-kali ia berdecak keras penuh kekaguman.
Apartemen mewah yang luas dan juga elite. Milik Bimo tentu saja. Si sugar daddy yang ia ajak berpacaran beberapa menit yang lalu. Mengobrol ngalor-ngidul di dalam mobil kemudian ia dibawa ke sini karena mengeluh kelaparan.
Bukan Febri yang mengajak namun Bimo sendiri yang menawarkan, katanya di tempat lelaki itu saja sebab dekat dengan kafe tadi. Febri iya-iya saja karena katanya ia akan dibuatkan masakan.
"Woah!" Decakan kagum berkali-kali Febri keluarkan. Matanya berbinar menatap pemandangan gedung-gedung tinggi di depannya. Mungkin kalau sudah malam akan lebih menakjubkan.
"Om, ini tempat tinggal Om?" Tanyanya tanpa menoleh, Febri bisa mendengar langkah suara pelan kaki Bimo di belakang.
"Bukan, ini hanya salah satu aset yang saya punya." Jawab Bimo kalem. Dia sedang berjalan menuju dapur sembari menggulung lebih tinggi kemejanya.
"Terus Om tinggalnya dimana?" Tanya Febri lagi kali ini dia membalikkan badan. Dari tempatnya berdiri ia bisa melihat Bimo sedang mengeluarkan bahan makanan dari dalam kulkas.
"Saya tinggal dengan anak dan beberapa pelayan. Tempat ini hanya sesekali saya kunjungi jika kemalaman bekerja."
Febri membulatkan mulutnya sembari mengangguk, kakinya berjalan menghampiri meja makan yang seperti bar kecil membatasi dapur.
"Pantes ada banyak makanan." Gumam Febri, yang terdengar oleh Bimo. "Om beneran gak punya pacar?"
Pertanyaan tersebut membuat Bimo menoleh dari pekerjaannya, lalu menggeleng kalem dengan sedikit senyuman.
"Kenapa memangnya?"
Febri menggeleng pelan, "enggak, aku takutnya nanti jadi selingkuhan lagi. Aku agak trauma aja."
"Saya sedang tidak punya hubungan apapun dengan siapapun sekarang selain dengan kamu saat ini." Jawab Bimo panjang namun tegas dalam nada yang santai.
Febri mengangguk beberapa kali dengan senyuman puas. Dalam hatinya berkali-kali menjerit kesenangan sebab impiannya mempunyai pacar pengganti lebih-lebih dari Liam kini terwujud.
Bahkan yang ini ladang uang!
"Kamu punya alergi?"
Euforia kegembiraan Febri terputus mendengar pertanyaan barusan. Dia lantas menggeleng cepat.
"Enggak. Aku makan apa aja yang penting emang makanan manusia."
Bimo mendengus geli, dia mengangguk dan kembali memotong sayuran serta bahan yang lain.
Febri menjulurkan lehernya untuk melihat apa yang Bimo lakukan. Dia mana bisa masak. Di kost dirinya hanya akan memasak mie dari panci elektrik yang ia beli di online shop.
"Aku gak bisa masak, aku itu cerewet, terus aku juga kadang banyak minta yang aneh-aneh. Om gak keberatan soal itu?"
Bimo melirik sebentar sebelum menggeleng lagi.
"Kamu minta apa? Saya bisa kasih asal jangan minta jadi presiden saja."
Febri tertawa renyah, tangannya memukul pelan meja keramik tersebut beberapa kali.
"Aku juga agak bodoh, sih. Om mau ngajarin aku gak?"
"Kamu jurusan apa?"
"Bisnis management, hehe."
Bimo mengangguk, "boleh, sesekali kamu bisa datang ke kantor untuk belajar langsung."
"Asik!" Febri terlonjak kegirangan, dia bertepuk tangan mendengar jawaban Bimo.
![](https://img.wattpad.com/cover/353293437-288-k966200.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Oneshoot
Short Storykumpulan cerita oneshoot, atau bisa saja berchapter pendek. Dari cast Pemuas Mereka dengan berbeda karakter, tempat cerita, jalan cerita, maupun setting waktu. rate 17+, 18, 21+. ⚠⚠🔞🔞