Setiap pagi setelah sarapan, keduanya berangkat bersama menuju tujuan masing-masing. Meski berjalan kaki, namun mereka senang.Jaemin menuju kediaman Jeno sementara Wonbin menuju sekolah yang melewati tempat kerja Jaemin.
"Kalau ketemu sama yang jalan juga ajak bareng, biar kamu gak sendiri." Ucap Jaemin, keduanya berhenti di kediaman Jeno.
"Meski pun aku gak kenal?" Jaemin mengangguk.
"Gak ah, aku gak mau. Kalau gitu aku berangkat dulu kak."
"Iya, hati-hati di jalan. Bekalnya jangan lupa di makan, kalau pun ada yang gak kamu suka cukup di pinggir aja jangan di buang." Ucap Jaemin, Wonbin mengangguk.
"Aku berangkat dulu, kak." Jaemin mengangguk, menatap punggung Wonbin.
"Pagi kak Jaemin." Pria manis itu menoleh, tersenyum kearah adik Jeno.
"Pagi tuan Sungchan, mau berangkat?" Sungchan mengangguk.
"Berangkat dulu kak." Jaemin mengangguk, menatap Sungchan yang berlalu menaiki motornya.
Pria manis itu kemudian berjalan masuk ke pekarangan rumah Jeno, menyapa satpam dan beberapa pekerja lebih dulu.
Masuk ke dalam rumah, mendapatkan Jeno dengan pakaian santainya.
Yang Jaemin tau, pria tampan itu bekerja dari rumah meski seorang CEO. Akan pergi ke kota jika mendapatkan kabar mendesak atau mengunjungi perusahaan.
"Selamat pagi tuan Jeno." Sapa Jaemin, Jeno mendongak.
"Pagi Jaemin."
"Bisa buatkan saya kopi?" Jaemin mengangguk.
"Bisa tuan, mohon ditunggu sebentar." Jaemin membungkukkan badannya sebelum berjalan menuju dapur untuk membuatkan Jeno kopi.
Pekerjaan Jaemin di rumah ini adalah mengurus segala keperluan Jeno, seperti membersihkan kamar Jeno, membuatkan kopi juga makan untuk Jeno sementara yang lainnya di lakukan oleh pekerja yang lain.
"Silahkan tuan." Jeno mengangguk, Jaemin berpamitan menuju kamar Jeno untuk merapihkan kamar pria tampan itu yang menurut Jaemin tak terlalu berantakan.
.
"Naik." Wonbin menggeleng, pemuda manis itu berjalan cepat agar pemuda tampan itu tak berbicara dengannya.
Suara motor terdengar, setelahnya terhenti dan Wonbin merasakan tubuhnya di angkat.
"Akh lepasin!"
"Gua bilang naik, batu. Harus banget gua paksa baru mau." Ucap Sungchan, mendudukkan Wonbin di atas motornya.
"Diem atau lo bakalan jatuh."
Wonbin diam, jujur dirinya takut.
"Pegangan."
Lagi-lagi menurut, memegang jaket Sungchan namun setelah itu memeluk Sungchan erat karena pemuda itu membawa motor dengan kecepatan tinggi.
"Ya Tuhan, bina takut." Gumam Wonbin, memejamkan matanya membuat Sungchan tertawa.
.
Jaemin yang tengah menyiapkan makanan untuk Jeno mendongak saat satpam mengatakan jika ada seseorang yang mencarinya, bayangan pria manis itu tentu saja pada pria yang menangih hutangnya.
"Maaf tuan, saya ke depan sebentar." Jeno mengangguk.
"Ada apa ya, pak? Saya kan—"
KAMU SEDANG MEMBACA
mas jeno | nomin
FanfictionJeno membayar semua hutang keluarga Jaemin, tapi dengan syarat pria manis itu harus menikah dengannya.