"Adek bingung harus senang atau sedih." Lirih Wonbin, pemuda manis itu menundukkan kepalanya. Meremat piyama yang si manis kenakan."Senang karena bisa bertemu dengan keluarga kandung adek, tapi adek gak mau pisah sama kakak." Lanjut Wonbin, pemuda manis itu menatap Jaemin dengan mata berkaca-kaca.
"Kakak juga nggak mau pisah sama adek." Kata Jaemin, tangannya terulur mengusap air mata Wonbin setelahnya isakkan dari mereka terdengar, Jaemin menarik Wonbin ke dalam pelukannya.
Jaemin sudah bercerita semua, Wonbin tentu terkejut saat Jeno tau. Jika Jeno tau, berarti Sungchan pun tau. Besok mereka akan bertemu dengan keluarga kandung mereka, tapi ada rasa senang, sedih dan takut secara bersamaan.
Wonbin takut jika keluarganya akan memisahkan dirinya dengan Jaemin, terlebih saat pria manis itu sudah menikah.
Hidup Wonbin hanya ada Jaemin, itu yang ada dalam pikirannya. Sejak kecil Jaemin yang selalu melindunginya, bahkan melakukan apapun untuk dirinya tak jarang Jaemin yang lebih sering dihukum dari pada Wonbin.
Jaemin itu segalanya, jika mereka bertemu dengan keluarga masing-masing pasti mereka akan berpisah dan Wonbin tidak mau.
Tak bohong jika dihati sangat senang karena akan bertemu dengan keluarganya, tapi rasa takut itu lebih dulu menguasai.
Juga tentang mereka yang bukan saudara kandung, bagaimana mengatakannya, ya? Wonbin tak ingin mendengar jika mereka bukan saudara kandung, rasanya sedih sekali.
Wonbin tak bisa, mau nangis aja. Mau sama kakaknya selamanya meski terdengar egois, Wonbin pun menyadari itu.
Seiring berjalannya waktu, mereka pasti punya kesibukan masing-masing. Jaemin yang nantinya memiliki anak dan Wonbin yang bersekolah dan akan lanjut ke jenjang yang lebih tinggi.
"Adek harus siap, mau lihat siapa ayah dan ibu adek, kan? kak na pun juga seperti itu, meski begitu adek tetap adik manisnya kakak, ya? jangan menangis lagi, nanti manisnya hilang." Kata Jaemin dengan candaan di akhirnya.
Wonbin mengangguk dan tersenyum malu pada Jaemin.
"Adek tetap adik kak na, kan? Meski kita bukan—" Jaemin mengangguk cepat.
"Iya adek sayang." Wonbin kembali memeluk Jaemin dengan erat seolah tak ingin berpisah.
"Adek sayang kakak, sayang sekali."
"Kakak juga sayang adek."
Mereka terdiam dalam pelukan itu, sebelum suara Jaemin terdengar.
"Nanti bantu kakak masak makan malam, ya? Kakak mau buat sup kesukaan adek." Kata Jaemin, tangannya terulur mengusap surai Wonbin.
"Mhm." Gumam Wonbin sebagai jawaban.
...
"Setelah ini apa?" Tanya Sungchan.
"Mereka bertemu, rencana kita selesai." Jawab Jeno.
"Lo gugat cerai kak Jaemin?" Celetuk Sungchan.
"Jaga ucapanmu."
"Oh, sorry."
"Menurut gua belum selesai." Kata Sungchan.
"Karena kamu belum mendapatkan Wonbin?" Sungchan terkekeh pelan dan mengangguk.
"Pakai cara yang baik, karena rencana awal kita sudah selesai. Ingat, jangan memaksa. Biarkan dia datang dengan sendirinya." Sungchan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
mas jeno | nomin
FanfictionJeno membayar semua hutang keluarga Jaemin, tapi dengan syarat pria manis itu harus menikah dengannya.