"Hati-hati di jalan, bekal jangan lupa dimakan. Inget—""Kalau gak suka jangan di buang, taruh di pinggir aja." Wonbin memotong ucapan Jaemin.
Pria manis itu tersenyum, "betul, adek dapat permen." Jaemin mengeluarkan tiga bungkus permen, memberikan pada Wonbin yang antusias menerimanya.
"Terima kasih, kak." Jaemin tersenyum.
Belum sempat berjalan, suara Sungchan terdengar lebih dulu membuat kakak beradik itu menoleh.
"Pagi kak na, Wonbin." Sapa Sungchan.
"Pagi."
"Bareng aja, bin." Ajak Sungchan, pemuda tampan itu kemudian menatap Jaemin.
"Boleh kan, kak?" Tanya Sungchan.
"Kalau tidak merepotkan." Sungchan menggeleng.
"Ayo, bina."
Sungchan menatap Wonbin dengan senyum sementara pemuda manis itu menatap kearah lain.
"Adek."
Wonbin menghela nafas, pemuda manis itu mendekat kearah Sungchan. Lalu naik ke atas motor pemuda tampan itu, meski terlihat susah.
"Kalian hati-hati dijalan."
Sungchan mengangguk, kemudian kendaraan roda dua itu jalan menjauh dari rumah Jeno.
Meninggalkan Jaemin yang menatap rumah mewah di depannya dengan menghela nafas pelan setelah berjalan masuk ke dalam.
Menyapa satpam dan beberapa maid yang sedang bekerja, kemudian berjalan kearah Jeno yang sedang duduk di meja makan dengan laptop yang pria tampan itu pegang.
"Selamat pagi, tuan Jeno." Sapa Jaemin, pria manis itu berdiri di samping Jeno dengan kepala menunduk.
Jeno menatap Jaemin, tangan pria itu terangkat memegang dagu Jaemin untuk mendongak.
"Jangan menundukkan kepalanya mu, juga berhenti memanggilku dengan sebutan tuan. Kau tak lupa jika aku adalah calon suami, kan?" Ucap Jeno, tentu membuat beberapa maid menghentikan kegiatan mereka.
"Maaf." Jeno menghela nafas, pria tampan itu beranjak membuat Jaemin sedikit panik terlebih saat Jeno menarik tangannya.
"T—tuan."
Jeno tak menjawab, pria tampan itu kemudian membuka pintu kamar dan mendorong tubuh Jaemin kearah ranjang miliknya.
Pria tampan itu mendekat kearah Jaemin yang meringis memegang tangannya.
"Jaemin." Pria manis itu mendongak menatap Jeno yang kini menatapnya.
"Maaf." Jaemin bingung saat Jeno memegang tangannya yang sedikit memerah, kemudian mengelusnya pelan.
"Mulai sekarang berhenti memanggilku tuan, kau bisa memanggilku mas."
"Mas Jeno?" Kata Jaemin gugup, Jeno mengangguk.
"Hari ini, kau juga Wonbin akan tinggal di rumah ini. Pengumuman tentang pernikahan kita akan diumumkan nanti siang, kau harus ikut bersamaku." Ucap Jeno.
"Secepat itu?" Tanya Jaemin.
"Lebih cepat lebih baik, kau hanya perlu duduk manis dan semua akan selesai. kau juga bisa ikut dengan dekor atau apapun yang kau mau, karena ini pernikahan kita untuk satu kali seumur hidup." Jawab Jeno.
Satu kali seumur hidup? Apa tuan Jeno tak punya niat untuk menceraikan ku?, batin Jaemin.
"Kau dengar, Jaemin?" Pria manis itu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
mas jeno | nomin
FanfictionJeno membayar semua hutang keluarga Jaemin, tapi dengan syarat pria manis itu harus menikah dengannya.