09

4.8K 282 33
                                    


"Selama ini rencana kita belum di ketahui siapapun." Ucap pria didepannya.

"Jangan sampai ada yang tau."

"Ya, jangan sampai. Rencana ini harus berhasil, mau bagaimanapun."

"Dendam kita harus terbalaskan."

Pria itu mengangguk, kemudian menyesap tehnya begitu dengan pria satunya. Mereka diam memandang kearah depan, berharap rencana yang berjalan mulus sejak awal berhasil.

Tapi, apa mungkin? Karena tidak ada rencana yang berjalan semulus itu tanpa batu krikil sebagai penghalang, kan?

Bisa saja rencana yang mereka buat sudah di ketahui namun orang itu memilih diam, berpura-pura bodoh. Seolah tak mengetahui apa-apa.

Semua bisa saja terjadi.

...

Setelah Yoora pergi, keadaan rumah kembali seperti semula. Semua berjalan seperti biasa, hanya saja status Jaemin dan Wonbin yang berubah.

Semua tampak aman, sebelum Yoora kembali. Wanita itu mengatakan jika dirinya dan Jaehyun akan bercerai, namun sebelum perceraian itu di sahkan. Yoora mendatangi Jeno untuk menguak kebohongan juga kelicikan Jaemin padanya.

Wanita itu mengatakan jika Jaemin adalah pria murahan, yang menginginkan harta Jeno bahkan wajah polosnya itu adalah kebohongan begitu dengan Wonbin.

Jeno hanya diam mendengarkan, begitu dengan Jaemin dan lainnya. Biarkan wanita itu terus berbicara, bahkan sampai mulutnya berbusa pun, ya terserah.

"Sudah?" Yoora mengangguk.

"Kau boleh keluar, pintunya ada di sebelah sana." Ucap Jeno membuat Yoora menatap pria itu tak percaya.

"Jeno?"

"Ada informasi yang kurang kau sampaikan pada kami? Katakan saja sebelum kau pergi dari rumah ini." Lanjut Jeno.

Yoora kesal setengah mati.

"Kamu harus percaya Jeno."

"Ya, saya percaya."

Setelahnya hening.

"Jika kau berbicara tentang dirimu sendiri."

"Jeno?!"

"Keluar."

Yoora mendengus, wanita itu beranjak kemudian berjalan keluar rumah Jeno.

"Mas." Panggil Jaemin.

"Kita bicarakan ini nanti, saya harus bekerja." Kata Jeno.

"Saya?" Jeno menghela nafas.

"Mas harus bekerja, kita bicarakan ini nanti ya, sayang?" Jeno kemudian beranjak, mengecup kening Jaemin setelah itu pergi menuju ruang kerja.

Tak lama Sungchan pun pamit untuk istirahat, meninggalkan Jaemin dan Wonbin yang saling berpandangan.

"Kak." Panggil Wonbin.

Jaemin menghela nafas pelan.

"Kakak takut." Lirih Jaemin, pria itu menundukkan kepalanya.

mas jeno | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang