Jaemin meringis pelan, pria manis itu menggerutu setelahnya. Menyalahkan Jeno atas apa yang ia rasakan, pinggangnya terasa linu. Semua badannya sakit.Malam itu Jeno benar-benar kasar, bahkan menggempur Jaemin tanpa ampun. Membiarkan suami manisnya itu menangis dan terus memohon untuk berhenti.
Berbeda sekali dengan sebelumnya, Jeno yang lembut dan berhati-hati setiap menyentuhnya.
Kesal, karena rencananya diketahui Jeno.
Padahal Jaemin sudah merencanakan ini matang-matang.
Sebenarnya korban yang meninggal dunia hanya kedua orangtuanya, sementara 5 lainnya hanya mengalami luka.
Semua tampak janggal hingga salah satu dari korban mengatakan pada Jaemin jika kebakaran yang terjadi di gudang itu adalah kesengajaan, seperti ada yang merencanakan.
Tentu membuat Jaemin tak terima, siapa yang melakukan hal setega ini pada orangtuanya?
Untuk mengetahui semua, Jaemin sengaja bekerja di tempat Jeno. Tapi tak menyangka jika langsung bekerja di rumah pria tampan itu, sejak saat itu Jaemin berusaha mencari tau hingga tak sengaja mendengar Jeno mengobrol dengan seseorang lewat telepon mengatakan jika rencananya untuk membakar gudang juga menewaskan orang tuanya.
Jaemin tak menyangka, entah apa salah kedua orangtuanya hingga Jeno melakukan itu.
Setelah itu Jaemin memikirkan rencana untuk balas dendam, meski memeras uang Jeno lebih dulu untuk membayar hutang-hutang kedua orangtuanya.
Meski Jeno memberikan uang bela sungkawa, walau tak banyak. Itu hanya menutupi setengah hutang orang tuanya.
Dengan di bantu Wonbin yang memang tak mengerti apa-apa mengikuti rencana, hingga semua berjalan sesuai rencana terlebih saat Jeno nawarkan ingin membayar hutang keluarganya, tapi dengan syarat menikah dengan Jeno.
Tentu Jaemin setuju, tapi dirinya harus jual mahal sedikit.
Jaemin juga menyuruh Jali, untuk uang yang Jaemin katakan hilang sebenarnya masih ada dan Jaemin simpan sampai sekarang.
Uang hilang itu bohong, supaya dengan amat terpaksa untuk membayar hutang keluarganya Jaemin mau menikah dengan Jeno.
Meski menahan diri untuk tidak memaki beberapa orang yang mengatakan hal buruk tentang dirinya.
Menyebalkan sekali.
Menghela nafas pelan, Jaemin melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dengan hanya menggunakan piyama kebesaran Jeno tanpa bawahan.
Sementara Jeno masih terlelap dengan mengenakan celana piyamanya.
Jaemin bangun siang hari ini. Rasa lelah, lemas juga sakit terasa menjadi satu.
Cukup lama Jaemin membersihkan diri sebelum akhirnya keluar dengan menggunakan handuk yang melilit tubuhnya.
Jeno sudah bangun, pria itu duduk bersandar pada kepala ranjang. Menatap pergerakan Jaemin bahkan saat pria manis itu mengenakan pakaian.
Jaemin membalikkan tubuhnya, berjalan kearah kamar mandi. Menyuruh suaminya itu untuk mandi sementara dirinya turun untuk membuat sarapan, atau mungkin saja sudah tersedia karena Sungchan dan Wonbin sudah sarapan lebih dulu sebelum berangkat ke sekolah.
"Pagi, bi." Sapa Jaemin pada wanita paruh baya yang begitu baik padanya sejak awal bekerja.
"Pagi, Nana." Sapa wanita itu.
"Mau sarapan sekarang? Bibi hangatkan sebentar." Kata wanita itu, Jaemin menggeleng.
"Biar Nana aja, bi." Wanita itu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
mas jeno | nomin
FanfictionJeno membayar semua hutang keluarga Jaemin, tapi dengan syarat pria manis itu harus menikah dengannya.