06

5.6K 320 31
                                    


Pernikahan mereka akan dilaksanakan sebentar lagi, sebelum itu keduanya tak boleh bertemu.

Jaemin dan Wonbin kembali pulang ke rumah, sementara semua persiapan mereka hampir selesai.

Kemarin kedua orang tua Jeno datang, sempat terjadi perdebatan karena ibu Jeno tak setuju. Tapi Jeno dengan emosi berkata kasar, membuat wanita itu diam dengan wajah tertunduk.

"Berhenti ikut campur." Kata Jeno, berusaha menahan amarah karena wanita itu menjelekkan Jaemin dan mengatakan hal yang tak pantas.

"Kau seharusnya sadar, dan berkaca siapa diri mu disini. Kau hanya orang miskin yang diambil ayah ku karena rasa kasihan, jika bukan karena ayahku kau bukan siapa-siapa." Lanjut Jeno, membuat dua pria yang duduk di depannya hanya diam mendengarkan.

"Sekali lagi berkata yang tak benar tentang calon suami ku, kau bersiap keluar dari rumah keluarga ku. Sialan."

Wanita itu tertunduk, dirinya tak mau keluar dari rumah keluarga mereka. Dirinya tak mau miskin lagi, maka dengan sangat terpaksa dirinya meminta maaf dengan Jaemin.

Jaemin hanya mengangguk, orang-orang dari kota memang seperti itu terhadap orang-orang di desa. Padahal mereka sama saja, hanya tinggal di tempat yang berbeda.

Wanita tadi, itu adalah istri kedua sang ayah. Ayahnya menikah lagi sebagai tanggung jawab tentang wanita itu, hanya menikah mereka tinggal di tempat berbeda.

Ayah Jeno, Jaehyun. Hanya memberikan wanita itu uang, tanpa melakukan hal sebagai suami istri. Dirinya tinggal bersama suaminya di rumah utama, tanpa mau berurusan lagi dengan wanita itu.

Dia memang sering ikut campur, membuat ketiga anak Jaehyun kesal dan melontarkan kalimat kurang enak di dengar.

Supaya wanita itu sadar tentang posisinya.

"Setelah ini ceraikan dia, dad. Buat dia pergi dan jangan kembali lagi, aku sudah muak dengan sikapnya." Ucap Sungchan, Jaehyun hanya mengangguk.

Baik Jaehyun maupun Taeyong, mereka setuju. Terlebih tau bagaimana Jeno terhadap Jaemin, mereka sudah memprediksi jika ini akan terjadi. Namun hanya perlu waktu.

Kakak Jeno sudah menikah, satu tahun lalu.

Mereka memang saling kenal, Taeyong tau seperti apa Jaemin. Pria manis itu terlihat baik, ramah juga sopan. Jangan lupa dengan wajah lucu dan cantiknya itu.

...

Wonbin diam sejak tadi, rasa sedih itu ada. Bagaimana ya menjelaskannya? Seperti mereka tidak akan bersama lagi meski masih satu rumah tapi ada yang berbeda.

Jujur, Wonbin hanya memiliki beberapa teman entah itu di rumah maupun di sekolah. Wonbin selalu melakukan apapun bersama Jaemin, mereka selalu bersama kemana pun.

Rasanya sedih sekali, Wonbin memang pernah memikirkan ini tapi tak menyangka jika akan secepat ini.

Menghapus air matanya, Wonbin menatap kearah tv yang sejak tadi menyala.

Jaemin yang baru selesai merapihkan dapur mendekat untuk duduk di samping Wonbin, pria manis itu bingung karena Wonbin diam sejak tadi. Biasanya suara tawa atau marah saat menonton tv itu terdengar, tapi ini tidak.

"Adek." Panggil Jaemin, sang empu menoleh. Mata itu memerah membuat Jaemin terkejut, lantas memeluk Wonbin.

"Adek kenapa, sayang?" Tanya Jaemin, pria manis itu mengusap punggung Wonbin yang kini menangis dengan suara yang terdengar keras.

mas jeno | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang