Acara berjalan lancar, walau ada kejadian yang tak diinginkan. Sepanjang acara Jaemin hanya diam, entah menahan kesal atau memikirkan perkataannya tadi. Takut menyakiti hati Kylo, meski sikap pemuda itu sudah keterlaluan.Saat marah atau kesal, yang dilakukan pria manis itu adalah diam. Menahan sendiri dan akan menangis dirasa menahan rasa kesal itu sudah sangat-sangat besar.
Jaemin menahan tangis sejak tadi, rasanya kesal sekali. Pria manis itu memandang lurus ke depan dengan tangan terkepal, meski Jeno kini memegang tangan Jaemin dan mengusapnya pelan.
Acara selesai, beberapa warga merapihkan semua sementara keduanya langsung pulang karena Jaemin lelah dan ingin istirahat.
Saat melangkah keluar gerbang kantor desa, Jaemin melihat dua pria yang sangat dirinya ketahui siapa. Air matanya menumpuk di pelupuk mata, pria manis itu menunduk dengan bahu bergetar karena menangis.
Pelukan hangat Jaemin rasakan, pria manis itu semakin menangis dengan keras bahkan sesenggukan.
"Ssst, sudah sayang nanti sesak." Suara itu, Jaemin semakin mengeratkan pelukannya.
"Papa hiks.. papaaa"
"Papa disini sayang, papa disini."
Jaemin merasakan tubuhnya terangkat, mendongak saat sang ayah menggendongnya seperti koala.
"Ayah hiks.."
"Ya, ayah disini. Berhenti menangis anak manis." Lucas mengusap punggung Jaemin lembut, pria tampan itu mengisyaratkan Jeno dan Jungwoo untuk segera pulang.
Jaemin mengeratkan pelukannya pada leher Lucas, jika dulu dirinya menangis sendiri, merasakan sesak sendiri kini ada menenangkan. Membuat Jaemin nyaman dan memejamkan matanya dalam gendongan Lucas, tak peduli dengan tatapan orang-orang padanya.
"Papa lihat." Kata Jungwoo, Jeno menoleh.
"Papa berada dimana tadi?" Tanya Jeno.
"Luar pintu." Jeno mengangguk sementara Jungwoo menghela nafas pelan.
"Sepertinya Nana tak bisa menahan amarah, terlalu kesal dengan perkataan tak benar dari pemuda tadi. Kalau papa boleh tau, siapa dia?"
"Keponakan wanita itu, pa." Jungwoo mengangguk mengerti.
"Selain ini, apa yang pemuda itu lakukan pada anak papa?"
Jeno diam, sebelum mengatakan akan bercerita nanti bersama Lucas.
...
Jaemin mengerjap pelan, pria manis itu memandang sekeliling kamar dengan kepala yang terasa sakit.
"Pusing?" Jaemin menoleh, ternyata yang Jaemin kira bantal adalah dada bidang Jeno. Pria manis itu tertidur dengan memeluk Jeno, menjadikan dada pria tampan itu sebagai bantalan.
Mengangguk, pria manis itu menyamankan tubuhnya pada tubuh Jeno dan kembali memejamkan mata.
"Bangun, kamu belum makan." Jaemin menggeleng.
"Ayah dan papa menunggu di bawah." Lanjut Jeno membuat Jaemin menatapnya bingung.
"Tidak ingat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
mas jeno | nomin
FanfictionJeno membayar semua hutang keluarga Jaemin, tapi dengan syarat pria manis itu harus menikah dengannya.