"Bina nggak mau! Kenapa baru sekarang kalian temuin bina, kemarin kemana aja saat bina sama kakak di pukul sama orang jahat yang ngaku orang tua kita! hiks..."Makan malam Taeyong mengundang beberapa orang untuk makan malam bersama, wajah mereka tampak bahagia bahkan menatap Jaemin dan Wonbin bergantian.
Keduanya yang tau jika mereka adalah tamu dari Taeyong memilih diam dan bersifat sopan, sebelum salah satu dari pria yang mirip Wonbin mendekat.
Memegang pipi Wonbin dan mengelusnya, bahkan mata cantik itu tampak berkaca-kaca. Tentu saja membuat Wonbin bingung, namun saat diperhatikan kembali wajah itu mirip dengannya.
Apa pria manis itu adalah orang tuanya?
Makan malam hari ini tampak ramai, Taeyong sangat senang karena biasanya ia hanya makan berdua dengan Jaehyun.
Setelah acara makan malam selesai mereka berkumpul di ruang tamu, hanya mengobrol biasa karena baik Wonbin dan Jaemin seperti melupakan sesuatu yang coba mereka ingat sejak tadi.
Sebelum suara Jaehyun terdengar membuat keadaan menjadi hening, pria tampan itu mengatakan jika empat pria dewasa itu adalah orang tua Jaemin dan Wonbin.
Sontak membuat kedua pria manis itu diam, menatap mereka terkejut.
"Nana." Panggil pria manis didepannya, Jaemin diam. Wajah itu sangat manis, mirip dengannya.
"Kemari sayang, peluk papa." Kata pria manis itu, merentangkan tangannya membuat Jaemin diam melihat.
Jeno yang tersadar pun memegang tangan Jaemin dan mengangguk pelan.
Jaemin perlahan bangkit untuk mendekat, lalu memeluk tubuh pria manis yang sejak tadi menjadi perhatian karena tampak manis dan tampan secara bersamaan.
"Papa?"
"Iya, ini papa." Pria manis itu memeluk Jaemin erat, mengecup keningnya beberapa kali.
Rasanya sangat senang melihat anaknya yang ternyata masih hidup setelah puluhan tahun menghilang, ia dan suami selalu mencari keberadaan Jaemin namun tak pernah ditemukan. Dua orang itu sangat baik menyembunyikan diri bahkan merubah identitas dan tinggal di desa yang jauh dari perkotaan.
"Papa." Panggil Jaemin pelan, dirinya merasakan bagaimana seorang ibu memeluknya.
Pelukan itu sangat hangat, seperti yang Jaemin dapatkan dulu. Saat mereka masih bersama, Jaemin yang kala itu berumur 4 tahun mengingat jika ibunya adalah seorang laki-laki dengan tubuh tinggi bukan wanita. Wajah sang papa samar dalam pikirannya, yang dirinya tau jika sang papa memiliki tubuh tinggi yang tak jauh berbeda dengan sang ayah.
Membiarkan keluarga itu kembali melepas rindu, sementara Wonbin menatapnya dengan sendu. Sedih sekali entah mengapa, hingga tepukan pada bahunya membuat pemuda manis itu tersadar.
"Bina, kakak kangen banget sama kamu." Kata pria disampingnya membuat Wonbin menatap bingung.
"Wooyoung, aku kakak kandung kamu. Ini Papi dan Pipi." Lanjut pria manis itu memperkenalkan dirinya.
Wonbin mengangguk mengerti, pemuda manis itu hanya tersenyum tipis dan mengangguk membuat pria manis bernama Wooyoung itu memeluknya.
Wonbin membalas pelukan Wooyoung, menatap dua pria yang tersenyum menatapnya. Mereka orang tua Wonbin, pemuda manis itu kemudian tersenyum.
"Bina." Panggil pria manis yang Wonbin pastikan jika dirinya adalah sang papa, terlihat dari wajahnya mereka yang mirip hanya saja rambut pria manis itu sedikit panjang.
"Pipi." Pria manis itu memeluk Wonbin, mengecup kening anaknya dengan lembut diikuti pria tampan yang sejak tadi melihatnya.
Wonbin memejamkan matanya sebelum melepaskan pelukan pada tubuh ketiganya, pemuda manis itu menundukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
mas jeno | nomin
FanfictionJeno membayar semua hutang keluarga Jaemin, tapi dengan syarat pria manis itu harus menikah dengannya.